Jumat, 01 April 2011

LBM 3 BLOK 12


A.   MEKANISME YANG MEMPENGARUHI MEKANISME BICARA
a.       Mekanisme pernafasan : mengalirkan udara dan tekanan yang cukup
b.       Mekanisme fonasi : berhubungan dengan kenyaringans uara, nada, dan kualitas suara
c.       Mekanisme resonansi : berpengaruh pada bunyi2an vocal
d.      Mekanisme artikularis : anatomi dari mulut yang berpengaruh apda mekanisme bicara Artikulasi : pengucapan  ada beberapa jenis konsonan yang terbentuk setelah mengalami artikulasi :
  • · Suara labial : m p b à bibir dengan bibir
  • · Suara labiodentals : f v à bibir ketemugigi
  • · Suara linguodental : t s th à lidah dengan gigi
  • · Suara linguopalatal : lidah dengan langit2 l r
  • · Suara linguoapikoalveolar : n dan d
  • · Suara glottis : h

B.   Pertumbuhan dan perkembangan bicara dan bahasa pada anak
a.       0- 8 minggu
  • · Mulai terlibat dalam percakapan namun responnya lewat gerak tubuh dan suara.
  • · 6 minggu mengenali suara sang ibu
  • · Dan pada 8 minggu mampu memberikan respon
  • · Melirik kesumber suara
b.       8 – 24 minggu
  • · Mulai terlibat pecakapan tunggal
  • · Mengeluarkan suara seperti tertwa atau teriakan riang
  • · 24 minggu mulai bisa menyuarakan ma ka da
c.       12 bulan
  • · Mengucapkan 3-5 huruf
  • · Bisa mengenal namanya sendiri
  • · Memahami perintah seederhana
  • · Mengenali beberapa objek atau aktivitas
d.      18 bulan
  • · Dapat menggunakan 10 – 20 kata , termasuk namanya sendiri
  • · Mengenali objek berupa foto keluarga atau orang yang dikenal
  • · Dapat mengkombinasikan dua kata
  • · Senang meniru kegiatan dirumah
e.       24 bulan
  • · Anak memahami perintah sederhana
  • · Mengidentifikasi kegiatan atau aktivitas didalam buku (memahami isi materi buku)
  • · Dapat berbicara rata rata 3 kata
  • · Bisa bicara diakhiri dengan “S”
  • · Anak bertahan melaksanakan suatu aktivitas selama 6 – 7 menit
  • · Kosa kata meningkat menjadi 300 kata
  • · Antara usia 2 – 4 tahun , kosa kata akan meningkat 2 kata perhari.
f.        30 bulan
  • · Kosa kata meningkat menjadi 450 kata
  • · Anak dapat menyebutkan nama anggota keluarga atau orang yang dikenal
  • · Dapat mengidentifikasi objek secara terperinci
  • · Konsep awal dapat membedakan besar dan kecil
g.       3 tahun
  • · Anak dapat menyebutkan warna
  • · Cenderng sering bercerita
  • · Dapat bercerita tentang cerita sederhana
  • · Kosa kata bertambah menjadi 1000 kata
  • · Anak sering menyebutkan namanya dan jalan.

C.   Kemampuan bahasa
ADA 2
  • · KEMAMPUAN RESEPTIVE : kemampuan menerima rangsangan.
  • · KEMAMPUAN EXPRESIVE : kemampuan untuk mengutarakannya
D.   Tipe perkembangan bicara pada anak
a.       EGOSENTRI SPEECH
  • · Anak usia 2 – 3 tahun, dimana anak berbciara pada diri sendiri dan pada mainannya.

b.       SOCIALIZED SPEECH
  • · Anak berinteraksi pada temannya didalam suatu lingkungan.

E.      PERKEMBANGAN HURUF YANG BISA DILAFALKAN BERDASARKAN UMUR
F.       Umur 2 tahun
M, N, H à Bicara anak kadang susah dimengerti orang, terutama yang tidak dekat dengan anak tersebut.
G.     Umur 2,5 tahun
P, B, ING, W, D, G
H.      Umur 3 tahun
Y, K, F, SH à Mulai umur 3 tahun, 80 – 90 % bicara anak sudah mulai bisa dimengerti.
I.        Umur 3,5 tahun
F, CH, DGE
J.        Umur 4 tahun
L, S, ZH à Mulai ada perkembangan untuk suara campuran (ST, CL, DR) namun belum jelas , dan akan dikuasai sekitar umur 5 tahun
K.      Umur 5 tahun
R
L.       Umur 5,5 tahun
Z
M.    Umur 7,5 - 8 tahun
TH  à Umur 8 tahun seharusnya anak – anak sudah menguasai segala macam bentuk suara berbicara.

N.   Gangguan pada masa pertumbuhan dan perkembangan bicara dan bahasa pada anak
a.       Faktor Lokal
  • · Gangguan pendengaran : karena pendengaran yang terganggu, input vocab yang diterima anak salah, dan menjadi salah persepsi sehingga tidak benar dalam pengucapannya. Beresiko tinggi terhadap berkurangnya kemampuan sianak dalam berkomunikasi oral, akibat putusnya rantai sensasi dengar sehingga tidak terbentuk rangsangan sensasi dengar di otak. Dapat terjadi pada masa pre natal (dalam kandungan ) , bersifat genetic dan ada yang non genetic ( dari infeksi TORCH, obat obatan teratogenik dll) . Pada perinatal , biasanya karena pemakaian forceps, bayi yang lahir premature juga mengalami gangguan pendengaran.
  • · Kelainan organ bicara  : lidah pendek (jadi celat), ankyloglosi, makroglossi à gangguan bicara. , mandibula kecil, bibir sumbing, deviasi septum nasi.
  • · Kelas 3 dan kelas 2 (MALOKLUSI)
  • · Hypodontia ; gigi yang hilang à interdental space akan lebar, padahal gigi berpengaruh pada lafal S dan Z
b.       Factor bad habit (yang mempengaruhi anomaly dan struktur bentuk organ)
  • · Wajah adenoid : bernafas melalui mulut
  • · Open bite  anterior & posterior crossbite dan maloklusi kelas 2: karna menghisap jari  selama lebih dari 2 tahun
  • · Dental crowding serta spacing : karena sering menggigit benda2 yang keras.
  • · Nonton tv : keseringan nonton tv yang membuat stimulasi berbicara yang kurang sekali, menjadi pendengar pasif.
c.       Faktor sistemik
  • · Retardaasi mental : kurangnya kepandaian seseorang.( IQ dibawah 70)
  • · Genetic herediter dan kelainan kromosom
  • · Autisme
  • · Gangguan di pusat saraf atau ADD (ATTENTION DEFICIT DISSORDER), selain ga bisa bicara , melakukan pekerjaan juga ga pernah tuntas, juga ga bisa konsen. Bell’s Palsy / cerebral palsy.
d.      Faktor Lingkungan
  • · Lingkungan yang sepi
  • · Status ekonomi social
  • · Teknik pengajaran yang salah dari orang tua
e.       Kelainan organ yang mempengaruhi kejelasan bicara dan bahasa
  • · Palatoskisis  : bisa karena sub mucus cleft palate, congenital palatal anomaly (short palate, deep nasofaring -> tdk bisa mengontrol gerakan faringeal nya), palatal anomaly dapatan karena pasca operatif neurogical atau neoplasma.
  • · Labioskisis
  • · Palatolabioskisis
  • · Kelainan ini dapat mengakibatkan suara jadi sngau dan serak, suara jadi tidak jelas, volume berkurang, sulit mengucapkan konsonan frikatif  atau bunyi desah dan konsonan mati, lebih sering mengalami salha pengucapan.
  • · Kehilangan gigi atau ompong, mbgakibatkan ketidkak jelasan bicara F V T S N dan D
  • · Kelainan bentuk dan struktur organ bicara , sering terlihat pada kelainan lidah dan paltum yang daapt mempengaruhi ketelitian dan rentang kecepatan gerakan lidah yang mengakibatkan kesulitan bicara L T D N S  Z dan kesalahan dalam proses menelan. Biasanya terjadi karena adanya kebiasaan buruk seperti menghisap jari..

f.        Menghilangkan bad habit à menggunakan home treatment, jika berlanjut atau makin parah maka minta bantuan ke ahlinya (psikolog dan dental health service)
  • · Dengan pendekatan psikologis : diberi motivasi, diberi reward, baru kalau tidak berhasil dilakukan perawatn orthodontic
  • · Orthodontic : removable appliance, atau palatal arch.
  • · Alat yang tajam (cari sendiri2 à paling akhir setelah ngasih pait2 ga berhasil.)
  • · Jika menghisap dot : perkenalkan minum dari gelas, edukasi kalau menghisap dot itu buruk, dan mintalah anak membuang dot itu sendiri. Mengalihkan perhatian untuk kepuasan yang lain , missal bunyi2an dan mainan lainnya.
  • · Menghisap ibu jari : kasi sesuatu yang pahit pada ibu jari , agar anak trauma untuk mengulang kebiasaan tersebut, ini merupakan upaya terakhir agar anak tidak merasa tertipu oleh orang tua nya.
  • · Mengisap ibu jari untuk usia :
1.       4 tahun
a.       Anak diberi pengalihan , seperti tontonan kartun yang menarik.
b.       Perkecil persempit tmpat dan waktu yang memungkinkan anak untuk melakukan menghisap kempol. Mosal meminta anak menghisap jempol di tempat tidurnya
c.       Singkirakan benda2 misal selimut yang membuat anak menghisap jempolnya à bisa mengganggu pencernaan juga

2.       5 tahun
a.       Si anak diberi penjelasan dan diajak berkomunikasi , diedukasi tentang akibat menhisap jempol.
b.       Diberi reward atas pencapaian positif si anak
c.       Memberi kegiatan yang bisa mengalihkan atau membuat anak sibuk sehingga sianak lupa menghisap jari.
O.    Gangguan bicara
a.       Afasia ; gangguan bicara yang diakibatkan penyakit yang disertai kejang., bisa juga karena infeksi pada otak pasca trauma kepala , kanker otak, gangguan aliran darah keotak, serta kelumpuhan saraf yang menggerakna otot bicara.
b.       Fonologi : gangguan pada artikulasi , jadi kebalikan dengan cara membedakan bnyi dan mengucapkan huruf
c.       Disfonia : gangguan karena pita suaranya ,, kesulitan bicara karena pita suara dan adanya tekanan udara didalamnya.

P.      Penyebab gangguan masa pertumbuhan dan perkembangan bciara
a.       Factor internal
  • · Persepsi : kemampuan untuk membedakan informasi yang masuk
  • · Kognisi : pengalaman yang dituangkan kedalam kelompok
  • · Prematuritas l seperti bert bada, lama perwatan dirumah sakit yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam bicara

b.       Factor eksternal
  • · Riwayat keluarga: jika ada keluraga yang mengalami keterlambatan , besera kemungkinan mengalami keterlambatan
  • · Polah asuh :
  • · Lingkungan verbal : pengaruh terjada[ proses belajar anak
  • · Pendirikan : dari ibunya sendiri, jika ibunya mempunyai pendidikan yang rendah, anak beresiko
  • · Jumlah anak : biasanya yang sering diajak komunikasi itu anak terakhir, jadi anak yang lain beresiko mempunyai keterlambatan komunikasi.
  • · Pre dan perinatal
  • · Sucking habit

Q.  Tanda – tanda gangguan berbicara
a.       Tidak mudah didengar
b.       Tidak langsung terdengar dengan jelas
c.       Secara vocal terdengar tidak enak
d.      Terdapat kesalahan pada bunyi bunyi tertentu
e.       Bicara tidak sesuai umur
f.        Terlihat tidak menyenangkan saat dia berbicara
g.       Pada usia 6 bulan,
  • · anak tidak mampu memalingkan mata serta kepala terhadap suara yang dating dari belakang dan samping.
h.      Pada umur 10 bulan,
  • · anak tidak member reaksi terhadap panggilan namanya sendiri
i.        pada umur 15 bulan
  • · tidak memberi reaksi pada kata – kata jangan.
j.        Pada umur 18 bulan
  • · Tidak dapat menyebut 10 kata tunggal
k.       Umur 21 bulan
  • · Tidak dapat member reaksi terhadap perintah , missal disuruh duduk tidak mau.
l.        Umur 24 bulan
  • · Tidak dapat menyebut bagian bagian tubuh, hanya memiliki perbendaharaan kata yang sedikit dan tidak memiiliki huruf Z pada frase.
m.    Umur 30 bulan
  • · Ucapannya tidak dapat dimenegrti oleh nangota keluarga
n.      Usia 36 bulan
  • · Belum dapat menguankan kalimat kalimat sederhana
  • · Ucapannya tidak dimenegrti oelh orang2 diluar keluarganya
o.       Umur 3,5 tahun
  • · Selalu gagal menyebutkan kata akhir : BAN à BA , CAT à CA
p.      Usia 4 tahun
  • · Tidak lancer berbicara atau gagap ( bukan pathologist selama itu tidak menyebabkan stress pada anak, menurut linda )  menurut panji, gagap dikarenakan tekanan dari orang tau , terlalu dipaksain oleh orang tua sehingga menjadi stress à factor psikologis
q.       Yang dari bad habit :
  • · Susah mengucapkan huruf “D” dan T, dikarenakan bentuk palatum yang menyempit menyerupai V.

R.      GANGGUAN PADA BICARA ANAK
a.       Artikulasi : distortion : penghilangan , subtition : diganti , adding : ditambahi
b.       Bahasa : receptive : tidak bisa memahami , ekspresif : tidak bisa mengatakan
c.       Suara : pita suara yagn terganggu
d.      Kefasihan : fluency à anak tergagap2 tidak bisa fasih
e.       Pragmatis : apa yang di katakana dengan yang dilakukan tidak sinkron

S.    Pertanyaan :
a.       Mengapa anak yang menggunakan dot dan menghisap jari aatu jempol dapat mengalami gangguan bicara paling tidak selama 3 tahun?
  • · Menghisap jari bisa terjadi kecenderungan maksila yang sempit, overjet lebih besar, prevalensi open bite yang lebih tinggi, dan posterior crossbite.
  • · Orang yang sering ngedot juga punya tendensi tidak banyak bicara
  • · Musculus : orbicularis oris dan masseter à menekan pipi sehingga posterior crossbite
  • · Karena posisi jempol yang menekan palatum dan gigi anterior (jika menghisapnya menghadap keatas), dan yang  menghisap menghadap kebawah menekan lidah serta gigi bawah. Jika gigi geligi tersebut tertekan, otomatis retrusi pada gigi2 anterior serta open bite anterior. Hal ini yang mengakibatkan adanya kesusahan dalam berbicara. Dan ada posisi gig yang menentukan benar tidak nya pelafalan  huruf.
1.       Klas 3  yang parah : berhubungan dengan interdental dan alveolar speech sound ( s, z,t,d,n,l) à karena kesulitan mengelevasi ujung lidah ke alveolar ridge.
2.       Klas 2 yang parah  : (p, b, m),
3.       Ankyloglossia : distorsi lafal L, T, D, N, S,Z
4.       Anterior open bite : T,D,N,L dan S,Z à tedensi lidah untukbergerak menuju interdental space
5.       Maxillary collapse : berhubungan dengan post – cleft palatal surgery à distorsi suara saat lidah dan palatal kontak , susah mengucapkan huruf S,
6.       Hypodontia /missing teeth causing interdental spacing : selain susah ngomong, kesulitan mengunyah
7.       Lip anomaly
8.       Palatal anomaly
9.       Lingual anomaly: ankylogosi , makroglosi, mikroglossi

b.       Kenapa kok anak punya kebiasaan menghisap jari?
  • · mungkin karena tidak diberi ASI
  • · karena bayi punya reflex primitive (menyusu) , dan juga untuk mendapatkan rasa nyaman dan menghilangkan rasa bosan.
  • · pada usia 3 tahun ke bawah, dia punya fase oral sensation, punya keinginan untuk menggigit2 sesuatu.
  • · Juga karena edukasi dari orang tua yang kurang ( factor lingkungan)
  • · Dari rahim pun sudah menjadi kebiasaan menghisap jari
  • · Ada 3 teori :
1.       Sucking reflex : karena bayi memiliki dorongan alam untuk menghisap, bertahan dalam 3 – 4 bula pertama setelah lahir, dan akan berkurang setelah berusia 6 bulan
2.       Psikoanalitik freud : berkaitan dengan fase oral pada usia 0 –18 bulan, pada fase ini biasanya memusatkan stimulsnya pada mulutnya. à fase ini harus di selesaikan terlebih dahulu.kalau tidak selesai nanti persisten
3.       Teori belajar : bayi belajar mengasosiasikan tindakan menghisap dengan perasan yang menyenamngkan seperit rasa kenyang, atau nyaman ketika Ia minum asi dari si ibu sendiri. à menyimpulkan sucking habit itu memberikan kenyamanan

NB : HAWLEY : biasa nya untuk gigitan silang, namun bisa untuk remainder anak untuk tidak sucking  ( ini pada palatal) à karena sucking habit biasanya tidak sadar. Band pada molar 1 dan anterior tounge crib (possi pada palatal) à tidak ada tajamnya, yang ada tajamnya : rakes à pada gigi desidui tidak masalah, jika sudah ada gigi permanen di lepas. Pada anak yang lebih tua, di rujuk ke psikolog.

LBM 2 BLOK 12

LBM 2 BLOK 12
SGD 4

STEP 1
-       Crowded anterior
: maloklusi akibat tidak proporsionalnya dimensi mesio distal secara keseluruhan dari gigi geligi dgn ukuran maxila atau mandibula, shg akan mengakibatkan perubahan lengkung gigi.
: suatu keadaan dimana gigi berjejal atau bertumpuk pada bag. Anterior.

-       Cross bite
: keadaan ketika gigi RA dan RB tersusun berlawanan dari susunan normal yang tetap yg dihubungkan dgn buruknya bentuk dan barisan lengkung gigi.
: suatu keadaan maloklusi dimana hub labiolingual / bukolingual dari gigi yg saling berhadapan berlawanan dgn keadaan normal ( lebih ke lingual atau bukal)

STEP 2
MALOKLUSI
HUBUNGAN MALOKLUSI DENGAN HAMBATAN SALURAN PERNAFASAN
HUBUNGAN MALOKLUSI DENGAN  KEBIASAAN  BERNAFAS LEWAT MULUT

STEP 3
OKLUSI  NORMAL PADA ANAK
-       Definisi oklusi
: keadaan dimana gigi geligi tersusun secara pas atau fit satu dgn yg lain di dalam rahang maupun antar rahang.
: keadaan dimana titik puncak mesiobukal RA berkontak dgn mesiobukal RB

-       Kriteria
M1 tumbuh edge to edge
Waktu gigi m1 dan m2 tanggal, M1 maju ke mesial
Interdental space pada incisivus adalah normal
Terdapat primate space dan leeway space


MALOKLUSI
-       Definisi
: suatu kelainan gigi geligi atas dan bawah yang berhubungan dgn bemtuk rongga mulut dan fungsi.

-       Etiologi
Primer: gangguan tulang dan gigi serta jar. Lunak (otot)
Sekunder : herediter, trauma, penyakit, bad habit

-       Klasifikasi
a.     Kelas 1( ortognatik/ neutroklusi) : posisi normal ( tonjol mesiobukal M1 atas beroklusi dgn cekung bukal atau groove M1 bawah)
Menurut Dewey:
Tipe 1: crowded anterior dan gigi C lebih ke labial
Tipe 2 : gigi anterior protusif maju
Tipe 3 : crossbite pada gigi anterior
Tipe 4 : crossbite pada gigi posterior
Tipe 5 : gigi posterior terjadi migrasi ke arah mesial, karena ekstraksi terlalu dini m2 atau P.
*Semua kelas berpatokan : M1, namun anterior yang bervariasi

b.     Kelas 2 (distoklusi/ prognotik): gigi rahang atas lebih ke proklinasi, tonjol mesiobukal M1 atas letaknya lebih mesial dari kelas 1
Ada 2 ( pada gigi anterior):
 - Divisi 1 : overjet berlebihan  (protusi)
- Divisi 2: overbite yang berlebihan  ( retrusi)

Kelas 2 sub division
: terjadi bila salah satu sisi rahang kelas 1 sedangkan rahang lain kelas 2

c.     Kelas 3 ( mesioklusi/ retrognatik): gigi rahang bawah yang lebih ke proklinasi, tonjol mesiobulkal M1 lebih ke distal, RB lebih besar dari RA, tulang RA lebih pendek.
Ada 3 tipe:
Tipe 1: ketika kedua  rahang dioklusikan pasien menunjukkan I1 edge to edge
Tipe 2: I RB berjejal dan berada relasi lingual dgn I RA
Tipe 3: I RA berjejal dan crossbite dgn gigi anterior RB.

Macam2 maloklusi:
a.     Maloklusi dental
: perkembangan tulang normal tapi gigi mengalami penyimpangan

b.     Skeletal
: hubungan tulang RA dan RB thd tulang kepala tidak harmonis shg timbul gangguan saat perkembangan

c.     Fungsional
: kelainan pada otot saat dipakai pengunyahan
           
-       Pemeriksaan
Ada 2:
·         Klinis
: visual dan palpasi ( memakai 2 jari kemudian dilihat gigi yang maju pada RA atau RB)

·         Radiologi
:cefalometri, panoramik,bite wing, periapikal

·         Analisa gigi geligi campuran
Dengan memakai jangka sorong, kita hitung space antar gigi apakah cukup atau tidak untuk tempat gigi yang akan tumbuh karo kurang d space maintainer.
Untuk mempertahankan garis tengah maka pencabutan harus kanan kiri, namun pencabutan tidak disarankan.

-       Penatalaksanaan
·         Space maintainer
·         Orthodonsi

MACAM BAD HABIT YANG MENYEBABKAN MALOKLUSI
1.     Mulut menganga karena bernafas dengan mulut
HUBUNGAN MALOKLUSI DGN BERNAFAS  LEWAT MULUT: ongkie
2.     Kebiasaan menghisap jari usia lebih dari 2 tahun







STEP 4:
CONCEPT  MAPPING
Bernafas lewat mulut


Kelainan perkembangan rahang


Pemeriksaan


MALOKLUSI


Perawatan

STEP 5:
MENGAPA DRG MENYARANKAN UNTUK MENUNDA PERAWATAN ORTHODONTIK???
MENGAPA  PASIEN  BERNAFAS  LEWAT  MULUT???
Jawab :
ada kemungkinan adenoid membesar jadi lebih nyaman kalau bernafas lewat mulut
ada kemungkinan gangguan mental
PENCEGAHAN MALOKLUSI PADA ANAK- ANAK

STEP 6:
BELADJAR MANDIRI


STEP 7:
OKLUSI  NORMAL PADA ANAK
-       DEFINISI
: perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang.
Oklusi ada 2, yaitu oklusi statis dan oklusi dinamis
Oklusi statis: kontak anatara gigi geligi yang saling berhadapan tanpa diperantarai oleh makanan atau benda lain pada saat kedua rahang menutup.

oklusi dinamis: pergerakan mandibula menutup dari posisi istirahat sampai permukaan oklusal gigi2 bawah berkontak dgn antagonis dan kondylus dlm posisi posterior dlm TMJ.

-       KRITERIA
o    Lengkung gigi Rahang Atas lebih besar dari Rahang Bawah
o    Permukaan oklusal lengkung Rahang Atas lebih cembung dari Rahang Bawah
o    Dalam satu lengkung tiap gigi mempunyai kontak interproksimal yang baik
o    Poros gigio sesuai syarat fisikalis yang harus dipenuhi di dalam lengkung barisan gigi
o    Tiap gigi memiliki bentuk dan fungsi anatomis yang baik
o    Tiap gigi dalam lengkung Rahang Atas memiliki kontak yang baik dengan tiap gigi Rahang Bawah.
o    Kontak oklusi dan hub. antar tonjol semua gigi pada satu lengkung dgn lengkung antagonisnya pada oklusi sentrik
o    Tdp kontak oklusal dan hub antar tonjol semua gigi pada bermacam2 gerak fungsi mandibula.
o    Permukaan distal molar 2 Rahang Bawah berada di permukaan distal molar 2 Rahang Atas
o    Kemiringan labiolingual dan mesiodistal normal.
o    Gigi maksila sedikit menutupi gigi mandibula pada permukaan fasial.
o    Gigi incisivus pada masa anak- anak renggang
o    Incisivus lateral atas beroklusi dgn 2/3 distal incisivus lateral bawah dan mesial caninus

MALOKLUSI
-       DEFINISI
:bentuk hubungan Rahang Atas dan Rahang Bawah  yang menyimpang dari normal karena tidak ada keseimbangan dentofasial.

-       ETIOLOGI
1.     Primer:
o     gangguan tulang dan gigi serta jar. Lunak , neuromuskular
2.     Sekunder :
o    herediter,
o    trauma
o    penyakit
o    bad habit
o    pre natal, misal asimetri wajah
o    post natal
a.     Intrinsik à gigi tanggal prematur
b.     Lingkungan à menghisap ibu jari, bernafas lewat mulut
c.     Sistemik à malnutrisi, penyakit sistemik

-       Klasifikasi
Klasifikasi Angle :
a.     Class I
Lengkung mandibula normalnya mesiodistal berhubungan terhadap lengkung maksila, dengan mesiobukal cusp dari M1 permanen maksila menutupi grove bukal dari M1 permanen mendibula dan mesio lingual cusp M1 maksila menutupi fossa oclusal dari M1 permanen mandibula ketika rahang diistirahatkan dan gigi dalam keadaan tekanan.
b.     Class II
Cusp mesiobukal m1 permanen maksila menutupiu antara cusp mesio bukal M1 mandibula permanen dan aspek distal dari P1 mandibula. Juga mesiolingual cusp M1 permanen maksila menutupi mesiolingual cusp dari M1 permanen mandibula.
Angle membagi class II maloklusi dalam 2 divisi dan 1 subdivisi berdasarkan angulasi labiolingual dari maksila, yaitu ;
c.     Class II – divisi I
Dengan relasi Molar terlihat seoerti tipe kelas II, gigi insisivus maksila labio version.
d.     Class II – divisi II
Dengan relasi molar terlihat seperti tipe kelas II, Insisivus maksila mendekati normal secara anteroposterior atau secara ringan dalam linguoversion sedangakan I2 maksila tipped secara labial atau mesial.

e.     Class II – sbdivisi
Saat relasi kelas II molar, terjadi oada satu sisi pada lengkung dental.
f.     Class III
Lengkung dan badan mandibula berada pada mesial lengkuna maksila dengan cusp mesiobukal M1 permanen maksila beroklusi pada ruang interdental di antara ruang distal dari cusp distal pada M1 permanen mandibula dan aspek mesial dari cusp mesial m2 mandibula.
Class III terbagi 2, yaitu :
1.     Psedo class III – maloklusi
Ini bukan  maloklusi kelas 3 yang sebenarnya, tapi tampak serupa, disini mandibula bergesar ke anterior dengan fossa gleroid dengan kontak premature gigi atau beberapa alas an lainnya ketika rahang berada pada oklusi sentrik.
1.     Kelas III – subdivisi
Maloklusi sesuai denagn unilaterally.
Pada kondisi normal, relasi antar molar pertama normal begitu juga gigi-gigi yang ada di anteriornya (depan-red).
Pada maloklusi kelas 1, relasi antar molar pertama normal, tetapi garis oklusi gigi-gigi di daerah depan dari molar pertama tersebut tidak tepat.
Pada maloklusi kelas 2, tampak molar pertama bawah tampak lebih belakang dari pada molar atasnya sehingga relasi tidak lagi normal. Kondisi ini merupakan overbite / gigitan berlebih.
Pada maloklusi kelas 3 ini merupakan kebalikan dari Kelas 2, yaitu molar pertama atas yang tampak lebih belakang daripada molar pertama bawah. Kondisi ini merupakan underbite atau terkadang disebut gigitan terbalik.
Klasifikasi dewey
yaitu modifikasi dari angle kelas I dan kelas III
a.       Modifikasi angle’s kelas I
-       Tipe 1
Anle Class I dengan gigi anterior maksila crowding.
-       Tipe 2
Angle Class I dengan gigi I maksila labio version
-       Tipe 3
Angle Class I dengan gigi I maksila lingual version terhadap I mandibula. ( anterior cross bite ).
-       Tipe 4
M dan atau P pada bucco atau linguo version, tapi I dan C dalam jajaran normal (cross bite posterior ).
-       Tipe 5
M kea rah mesio version ketika hilangnya gigi pada bagian mesial gigi tersebut,      (contoh hilangnya M susu lebih awal dan P2 ).

b.       Modifikasi angle’s kelas III
-       Tipe 1
Suatu lengkungan saat dilihat secara individu bidang pada jajaran yang normal, tetapi oklusi di anterior terjadi edge to edge.
-       Tipe 2
I mandibula crowding dengan I maksila ( akibat I maksila yang terletak kea rah lingual ).
-       Tipe 3
Lengkung maksila belum berkembang sehingga terjadi cross bite pada I maksila yang crowding dan lengkung mandibula perkembangannya baik dan lurus.
Klasifikasi Bennette
Klasifikasi ini berdasarkan etiologinya:
-       Kelas 1
Abnormal lokasi dari satu atau lebih gigi sesuai faktor lokal.
-       Kelas I
Abnormal bentuk atau formasi dari sebagian atau keseluruhan dari salah satu lengkung sesuai kerusakan perkembangan tulang.
-       Kelas III
Abnormal hubungan diantara lengkung atas dan bawah dan diantara salah satu lengkung dan kontur fasial sesuai dengan kerusakan perkembangan tulang.

Klasifikasi Skeletal :
Salzmann (1950) yang pertama kali mengklasifikasikan struktur lapisan skeletal.
-       Kelas 1 Skeletal
Maloklusi ini dimana semata-mata dental dengan tulang wajah dan rahang harmoni  dengan satu yang lain dan dengan posisi istirahat kepala. Profilnya orthognatic. Kelas 1 dental ditentukan berdasarkan maloklusi dental :
-           divisi I
Malrelasi lokal insisor, caninus , dan premolar.
o    divisi II
Protrusi insisor maksila
o    divisi III
Lingouversi insisor maksila
o    divisi IV
protrusi bimaksilari
-       kelas II Skeletal
ini menyangkut maloklusi dengan perkembangan distal mandibular subnormal dalam hubungannya terhadap maksila.
Dibagi menjadi dua divisi:
o    divisi I
lengkung dental maksila dalam batas sempit dengan crowding pada regio caninus, crossbite bisa saja ada ketinggian wajah vertikal menurun. Gigi anterior maksila protrusif dan profilnya retrognatic.
o    divisi II
merupakan pertumbuhan berlebih mandibula dengan sudut mandibula yang tumpul. Profilnya prognatic pada mandibula.3

Klasifikasi lischers
klasifikasi Lischers modifikasi dengan Klasifikasi angel
-       Neutroklusi
Sama halnya dengan klasifikasi Angel kelas 1
-       Distoklusi
Sama halnya dengan klasifikasi Angel kelas 2
-       Mesioklusi
Sama halnya dengan klasifikasi Angel kelas 3

Nomenklatur lischer untuk malposisi gigi individual:
Mesioversi: posisi gigi lebih ke mesial dari normal,Seperti daun pintu, misal sumbu putar mesioversi,tapi yang bergerak mesial
Versi :gigi  bergerak sprt daun pintu
Distoversi : posisi gigi lebih ke distal
Linguoversi:posisi gigi lebih ke lingual
Labioversi:posisi gigi lebih ke labial
Infraversi:posisi gigi lebih rendah dari garis oklusi
Supraversi:posisi gigi lebih tinggi dari grs oklusi
Axiversi : posisi gigi tipping (menyalahi garis inklinasi axial)
Torsiversi : posisi gigi berotasi (berputar di tengah)
Gresi: gigi yang berputar seluruh bagiannya
Transversi: berpindahnya posisi gigi
MACAM MALOKLUSI:
a.     Maloklusi dental
: perkembangan tulang normal tapi gigi mengalami penyimpangan.

b.     Skeletal
: hubungan tulang Rahang Atas dan Rahang Bawah terhadap tulang kepala yang tidak harmonis sehingga timbul gangguan saat perkembangan

c.     Fungsional
: kelainan pada otot saat dipakai pengunyahan

d.     Dentoskeletal
: hubungan abnormalnya tulang dan gigi
           
-       PEMERIKSAAN
Ada 2:
·         Klinis
: visual dan palpasi ( memakai 2 jari kemudian dilihat gigi yang maju pada Rahang Atas atau Rahang Bawah)

·         Radiologi
:cefalometri, panoramik,bite wing, periapikal

·         Analisa gigi geligi campuran
Dengan memakai jangka sorong (Sliding calipers)
, kita hitung space antar gigi apakah cukup atau tidak untuk tempat gigi yang akan tumbuh kalau kurang d space maintainer.
Untuk mempertahankan garis tengah maka pencabutan harus kanan kiri, namun pencabutan tidak disarankan.

·         Photografi
Foto grafis dari bentuk muka

·         Studi model


-       PENATALAKSANAAN
·         Space maintainer
·         Orthodonsi
·         Space regainer

MACAM BAD HABIT YANG MENYEBABKAN MALOKLUSI
·         Mulut menganga karena bernafas dengan mulut
·         Kebiasaan menghisap jari usia lebih dari 2 tahun
·         Kebiasaan menelan yang salah
·         Bruxism
·         Menghisap lidah
·         Ngedot/ ngempeng
·         Menggigit kuku


HUBUNGAN MALOKLUSI DGN BERNAFAS  LEWAT MULUT
Jawab:
Karena bernafas lewat mulut mengakibatkan tulang maxila tidak berkembang dengan baik sehingga rahang atas menjadi kecil. Hal ini mengakibatkan gigi anterior crowded dan gigi posterior cros bite.
Bernafas lewat mulut diperkirakan dapat mempengaruhi aktifitas  otot2 orofasial seperti otot bibir, lidah, dll.Beberapa studi menunjukkan bahwa perubahan posisi kepala, mandibula, jalan nafas dan posisi tubuh menginduksiperubahan aktifitas elektromiografik (EMG) otot genioglosus lidah manusia. Perubahan aktifitas tersebut akan mengakibatkan modifikasi pola pertumbuhan wajah dan postur kepala yang dapat menyebabkan terjadinya deformitas dentofasial.

MENGAPA DRG MENYARANKAN UNTUK MENUNDA PERAWATAN ORTHODONTIK
Jawab:
Karena ada hal-hal yang perlu diperhatikan : usia, kematangan tulang, tingkat keparahan kasus, akselerasi pertumbuhan, interaksi dalam rongga mulut, jenis kelamin, erupsi gigi geligi, periode gigi geligi, etiologi ( harus dihilangkan)

MENGAPA  PASIEN  BERNAFAS  LEWAT  MULUT
Jawab :
ada kemungkinan adenoid membesar jadi lebih nyaman kalau bernafas lewat mulut
ada kemungkinan gangguan mental
kebiasaan, pembesaran jar limfoid, obstruksi saluran nafas, alergi, perbedaan postur lidah

PENCEGAHAN MALOKLUSI PADA ANAK- ANAK:
Preventif          : space maintainer
Interseptif       : space regainer           
Kuratif             : orthodonsi