Tampilkan postingan dengan label kesehatan gigi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kesehatan gigi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Mei 2011

Penyebab ( etiology ) Terjadinya Karies

Karies akar mulai terjadi ketika bakteri dan karbohidrat hasil fermentasi melekat pada permukaan akar. Sejak tahun 1970, penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi mikroflora yang responsif terhadap karies akar dan Streptococcus mutans ditemukan sebagai mikroorganisme utama. Lactobacillus dan Actinobacillus dipercaya juga memiliki peranan. Candida albicans telah diidentifikasi dalam lesi lunak tetapi tidak dianggap berperan dalam terjadinya lesi ini.
Mikroorganisme memetabolisme gula sederhana menjadi asam organik, yang melarutkan plak yang terdapat pada permukaan gigi. Asam ini selanjutnya melewati struktur akar dan memulai proses demineralisasi yang melepaskan ion kalsium dan fosfat. Proses ini menyebabkan pH mencapai nilai kritis untuk demineralisasi sementum dan dentin, dan untuk demineralisasi enamel.
Pengaruh dramatik terjadi selama proses ini, dengan kolapsnya kolagen disebabkan oleh larutnya mineral inorganik dan pembentukan kavitas. Kecepatan demineralisasi akar lebih cepat dibanding enamel dan terjadi pada pH yang lebih tinggi, karena kandungan mineral pada akar (55%) lebih sedikit dibanding enamel (99%). Remineralisasi dapat ditingkatkan dengan aplikasi fluoride, dan ketika pH permukaan akar telah normal, remineralisasi oleh deposisi ion kalsium dan phospat dapat terjadi.
Faktor Resiko Karies Gigi
Frekuensi dimana terjadinya karies akar dapat berkorelasi dengan karies koronal, dan faktor yang berhubungan dengan karies enamel sangat penting dalam menentukan awal terjadinya karies akar. Karies akar telah ditemukan berhubungan dengan faktor intraoral dan ekstraoral, yang disebutkan di bawah ini. Pengetahuan mengenai penyebab lesi karies akar akan menyebabkan klinisi membuat diagnosis dan pencegahan yang lebih baik untuk pasien.
Faktor Intraoral Karies Gigi
1. Rendahnya aliran saliva menghasilkan xerostomia. Kapasitas buffer saliva yang rendah.
2. Oral hygiene yang buruk menghasilkan skor plak yang tinggi dan deposisi kalkulus.
3. Penyakit periodontal dan bedah periodontal.
4. Hilangnya perlekatan dan resesi gingiva.
5. Mikroorganisme yang meningkat dalam saliva.
6. Frekuensi intake karbohidrat dan persentase plak yang terdapat pada permukaan gigi.
7. Karies koronal dan karies akar yang tidak direstorasi dan direstorasi.
8. Gigi penyangga overdenture dan gigi tiruan sebagian lepasan, dimana klamer dan konektor berperan terhadap retensi makanan.
9. Maloklusi, abfraksi, drifting, dan tipping, dimana daerah gigi tidak dapat dijangkau oleh pasien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.
Faktor Ekstraoral Karies Gigi
1. Usia lanjut, dimana insidens karies akar tinggi pada dewasa tua.
2. Pemeriksaan gigi yang jarang.
3. Tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah.
4. Jenis kelamin, dimana pria lebih cenderung terkena dibanding wanita.
5. Ketidakmampuan fisik (seperti penyakit Parkinson’s) dimana pasien memiliki keterbatasan kemampuan manual sehingga menyulitkan pembersihan plak selama menyikat gigi.
6. Obat-obatan yang mengurangi aliran saliva.
7. Diabetes, gangguan autoimun (seperti sindrom Sjogren’s), atau terapi radiasi.
8. Antipsikotik, sedatif, barbiturat, dan antihistamin.
9. Paparan terbatas terhadap air yang mengandung fluoride.
10. Pecandu alkohol ataupun narkotika.

infogigi.com

Minggu, 13 Februari 2011

5 Kebiasaan Buruk yang Bikin Gigi Berlubang


Sejak masih kecil Anda tentu telah diajarkan untuk menggosok gigi sedikitnya dua kali sehari. Setelah dewasa, kebiasaan ini masih harus ditambah dengan flossing. Sayangnya, tidak semua orang melakukan apa yang disarankan oleh dokter ini. Padahal kalau Anda sudah gosok gigi danflossing pun, masih ada kebiasaan lain yang memengaruhi kesehatan gigi.

Menurut Annalisa Somers, dokter gigi yang berpraktik di Austin, Texas, kebanyakan orang bahkan tidak sadar bahwa kebiasaan yang mereka lakukan itu bisa menciderai gigi. Adakah satu dari lima kebiasaan ini yang sering Anda lakukan?

Makan terlalu lambat, atau terlalu sering
Anda memang harus mengunyah makanan dengan seksama, agar makanan lebih mudah dicerna dan Anda cenderung tidak makan terlalu banyak. Tetapi, sebaiknya perhatikan juga frekuensi Anda makan, karena hal ini bisa memengaruhi kesehatan gigi Anda. Setelah makan, plak pada gigi akan melepaskan asam yang menyerang gigi, sehingga bila Anda terus saja ngemil sepanjang hari, serangan asam itu akan terjadi lagi. Akibatnya, gigi Anda bisa berlubang.

“Misalnya Anda punya sekantong permen atau cokelat. Anda memakan satu sekarang, satu dalam 30 menit berikutnya, satu dalam satu jam. Ini akan lebih memperburuk gigi Anda daripada jika Anda duduk dan makan sekantong penuh dalam sekali makan,” kata Somers.

Hal yang sama terjadi jika Anda makan terlalu lama. Gigi Anda akan dibombardir dengan partikel makanan, sedangkan mulut Anda tidak punya kesempatan untuk melawan bakteri.

Menggeretakkan gigi
“Banyak perempuan yang menggeretakkan gigi, dan mereka tidak sadar telah melakukannya, karena itu terjadi saat mereka tidur,” papar Somers.

Mengetuk-ngetukkan gigi Anda ketika sedang stres juga bisa menyebabkan kerusakan. Menurut Somers, menggeretakkan dan mengetukkan gigi bisa membuat gigi aus secara prematur, atau kemungkinan lain gigi bakal cuil. Kalau Anda sering merasa pusing, atau rahang terasa sakit, itulah tanda-tanda bahwa gigi Anda bermasalah.
Tidak memeriksakan gigi ke dokter, terutama ketika ingin hamil
American Dental Association menyarankan agar kita rutin memeriksakan gigi kita dua kali setahun. Bila Anda tidak mengontrol gigi ke dokter, gigi akan tumbuh plak, sementara masalah kecil bisa berubah jadi besar. Salah satu waktu terpenting untuk mengunjungi dokter gigi adalah ketika Anda sedang membuat program hamil. Waspada dengan kondisi seperti gingivitis (radang gusi) yang akan menyerang ketika Anda hamil.

Membiarkan mulut jadi kering
Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti diuretik, antihistamin, decongestant, dan pereda nyeri, bisa menyebabkan mulut kering. Semakin banyak Anda mengonsumsi obat-obatan ini, semakin kering mulut Anda. Padahal, jika tidak ada cukup air liur untuk membasahi mulut dan menetralisasi asam, gigi Anda akan cenderung berlubang.

Hal lain yang bikin mulut kering adalah sindrom Sjogren, penyakit autoimun yang memengaruhi 4 juta orang di dunia (90 persen di antaranya perempuan, dan pasien asma yang menggunakan inhaler). Jika Anda mengonsumsi obat-obatan yang menyebabkan mulut kering atau mengidap Sindrom Sjogren, risiko gigi rusak akan meningkat. Gosoklah gigi lebih sering, hindari makanan manis, dan minum banyak air putih.

Menyeruput minuman bersoda
Pada dasarnya, minuman bersoda adalah permen dalam bentuk cair. Kandungan gula dan asamnya bisa menyebabkan erosi dan gigi berlubang. Menurut Somers, boleh-boleh saja sih minum minuman bersoda sesekali. Namun perhatikan dulu cara minumnya.

Untuk mencegah kerusakan gigi akibat soda, jangan menyesapnya sepanjang hari. Minumlah dalam sekali minum sampai habis, atau bersamaan dengan waktu makan. “Menyeruput soda itu seperti memandikan gigi Anda dengan gula sepanjang hari,” katanya.

Cara lain untuk minum soda (atau minuman yang mengandung gula lainnya) adalah dengan sedotan, sehingga gigi Anda tidak terekspos soda.

Sumber : http://popnote.wordpress.com/2011/01/21/5-kebiasaan-buruk-yang-bikin-gigi-berlubang-gak-mau/