Rabu, 09 November 2011

LBM 2 BLOK 16

1.    Macam-macam tindakan preventive 
1.       DHE à
2.       Penerapan fluor
3.       Pit dan fissure sealant
Dibagi menjadi 3 :
  1. Preventive primer à DHE, penerapan fluor, fissure sealant, kontrol plak
-peningktan kesehatan
DHE (penyuluhan, metode menyikat gigi, kontrol diet)
-perlindungan khusus
aplikasi fluor, fissure sealant,clorheksidine
Aplikasi fluor
  1. Macam
Pemberian flor secara sistemik
Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut
membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal karena
fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi
air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau
tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan
fluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Contoh penggunaan
kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam
dapur (Ars creation, 2010). Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu :
1.      Fluoridasi air minum
Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu daerah,
atau kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di situ akan terlindung dari
karies gigi. Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm
(part per million). Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping
yang tidak baik yaitu dengan adanya apa yang disebut ‘mottled enamel’ pada mottled
enamel gigi-gigi kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik permukaannya dan bila
fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali
(Zelvya P.R.D, 2003).
Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,7–1,2
ppm.18 Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwa fluoridasi air
minum dapat menurunkan karies 40–50% pada gigi susu (Ami Angela, 2005).
2.      Pemberian fluor melalui makanan
Kadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup
tinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies gigi. Jadi harus
diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah, contohnya di dalam air
mineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu
makanan fluoride harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya
dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber
airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi
secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka
tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah
fluorosis. (Ars creation, 2010).
3.      Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan
Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan
dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor
disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak
mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor
sebesar 1 mg per hari) (Ami Angela, 2005).
Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun.
Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg,
dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg (Nova, 2010).
                        Pemberian fluor secara topikal
Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan
mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut (Kidd dan Bechal, 1991). Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang
terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak
sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam (Rosen, 1991;
Wolinsky, 1994).
1. Topikal Aplikasi
Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor
pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan
selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur (Lubis, 2001).

Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF yang
memakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish fluor. NaF
digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF merupakan salah satu yg
sering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu yang agak lama, memiliki rasa
yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak mengiritasi gingiva. Senyawa ini
dianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2
gram dengan air destilasi 10 ml (Yanti, 2002).
Sekarang SnF jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran, misalnya
rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya mengubah warna gigi
karena beraksinya ion Sn dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF
juga akan segera dihidrolisa sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru
(Kidd dan Bechal, 1991). Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%.
Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF2 0,8 gramdengan air destilasi 10
ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8.
APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam
bermacam-macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasi
gingiva. Bahan ini tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahan
topikal aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk gel sering
mempunyai tambahan rasaseperti rasa jeruk, anggur dan jeruk nipis (Yanti, 2002).
Pemberian varnish fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor,
tablet fluor dan obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau menghambat
perkembangan karies. Pemberian varnish fluor diberikan setiap empat atau enam bulan
sekali pada anak yang mempunyai resiko karies tinggi. Salah satu varnish fluor adalah
duraphat (colgate oral care) merupakan larutan alkohol varnis alami yang berisi 50 mg
NaF/ml (2,5 % sampai kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnish dilakukan pada anak-anak umur 6 tahun ke atas karena anak dibawah umur 6 tahun belum dapat menelan ludah
dengan baik sehingga dikhawatirkan varnish dapat tertelan dan dapat menyebabkan
fluorosis enamel (Angela, 2005).
2. Pasta gigi fluor
Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang
mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies (Angela, 2005). Akan tetapi
pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih
belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan.
Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1
gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).
3. Obat kumur dengan fluor
Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%.
Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selama
terjadi kenaikan karies (Angela, 2005). Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena telah mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa
yang mudah terserang karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho (Kidd dan
Bechal, 1991).

Macam penggunaan nya:
  1. Dokter gigi à gel, varnish,
  2. Sendiri à tablet, tetess, fluor

4.       Tujuan dan manfaat
PRA ERUPSI
- Selama pembentukan gigi, fluorida melindungi enamel dari pengurangan sejumlah matriks
yang dibentuk
- Pembentukan enamel yang lebih baik dg kristal yang lebih resisten thd asam
- Pemberian yang optimal, kristal lebih besar, kandunga karbonat lebih rendah kelarutan thd
asam berkurang
  1. - Pengurangan jumlah & ukuran daerah yang menyebabkan akumulasi makanan & plakProsedur
PASCA ERUPSI
- Fluoroapatit Menurunkan Kelarutan Enamel Dalam Asam
- Fluoroapatit lebih padat & membtk kristal sedangdaerah permukaan yg bereaksi dg asam lebih
sedikit
- Pembentukan kalsium fluorida pada permukaan kristal (lapisan pelindung karena sedikit larut
dalam asam)
- Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. Kristal apatit dg karbonat rendah
lebih stabil & kurang larut dibanding karbonat tinggi
- Adanya fluoride dlm saliva meningkatkan remineralisasi, shg merangsang perbaikan /
penghentian lesi karies awal
- Fluoride menghambat banyak sistem enzim. Hambatan thd enzim yg terlibat dlm pembentukan
asam serta pengangkutan & penyimpanan glukosa dlm streptokokus oral dan juga membatasi
penyediaan bahan cadangan utk pembuatan asam dlm sintesa polisakarida
TOPIKAL
  1. Anak menggosok gigi meskipun oH baik
  2. Isolasi gigi, menggunakan saliva ejector
  3. Keringkan gigi yang diisolasi dengan tiupan udara
  4. Ulaskan larutan (gel maupun varnish) kedalam gigi yg diisolasi dengan menggunakan cutoon rol dengan menggunakan pinset, kapas tidak bisa mengenai gigi(kapas isolasi) biarkan gigi tertutup beberapa menit
  5. Tunggu 4 menit, kemudian gigi dibersihkan dari gel dan vernish menggunakan cutton rol
  6. Pada akhir perawatan setelah 30 menit/1 jam tdk boleh makan untuk memperpanjang kerja fluor

d. Tehnik aplikasi fluor
-langsung : aplikasi fluor langsung diaplikasi pada gigi
-tidak langsung : dioleskan pada sendok cetak
Fissure sealant
  1. Apa indikasi dan kontraindikasi pit dan fissure sealant
INDIKASI
  1. Dalam, pit dan fisura retentif
  2. Pit dan fisura dengan dekalsifikasi  minimal
  3. Karies pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen lainnya
  4. Tidak adanya karies interproximal
  5. Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva
  6. Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.


KONTRAINDIKASI
  1. Self cleansing yang baik pada pit dan fisura
  2. Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproximal yang memerlukan perawatan
  3. Banyaknya karies interproximal dan restorasi
  4. Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi saliva
  5. Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun.
                                                                (M. John Hick dalam J.R Pinkham, 1994: 459-61)
Pertimbangan lain dalam pemberian sealant juga sebaiknya diperhatikan. Umur anak berkaitan dengan waktu awal erupsi gigi-gigi tersebut. Umur 3-4 tahun merupakan waktu yang berharga untuk pemberian sealant pada geligi susu; umur 6-7 tahun merupakan saat erupsi gigi permanen molar pertama; umur 11-13 tahun merupakan saatnya molar kedua dan premolar erupsi. Sealant segera dapat diletakkan pada gigi tersebut secepatnya. Sealant juga seharusnya diberikan pada gigi dewasa bila terbukti banyak konsumsi gula berlebih atau karena efek obat dan radiasi yang mengakibatkan xerostomia (Norman O. Harris, 1999: 245-6).


-prosedur
2.8.1 Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure sealant menggunakan brush dan pumis (Gambar 1)
Syarat pumis yang digunakan dalam perawatan gigi:
  1. Memiliki kemampuan abrasif ringan
  2. Tanpa ada pencampur bahan perasa
  3. Tidak mengandung minyak
  4. Tidak mengandung Fluor
  5. Mampu membersihkan dan menghilangkan debris, plak dan stain
  6. Memiliki kemampuan poles yang bagus
2.8.2 Pembilasan dengan air  
Syarat air:
  1. Air bersih
  2. Air tidak mengandung mineral
  3. Air tidak mengandung bahan kontaminan
2.8.3 Isolasi gigi
        Gunakan cotton roll atau gunakan rubber dam
2.8.4 Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan udara.
Syarat udara :
  1. Udara harus kering
  2. Udara tidak membawa air (tidak lembab)
  3. Udara tidak mengandung minyak
  4. Udara sebaiknya tersimpan dalam syringe udara dan dihembuskan langsung ke permukaan gigi.
2.8.4 Lakukan pengetsaan pada permukaan gigi
  1. Lama etsa tergantung petunjuk pabrik
  2. Jika jenis etsa yang digunakan adalah gel, maka etsa bentuk gel tersebut harus dipertahankan pada permukaan gigi yang dietsa hingga waktu etsa telah cukup.
  3. Jika jenis etsa yang digunakan adalah berbentuk cair, maka etsa bentuk cair tersebut harus terus-menerus diberikan pada permukaan gigi yang dietsa hingga waktu etsa telah cukup.
2.8.5 Pembilasan dengan air selama 60 detik
Syarat air sama dengan point 2.
2.8.6 Pengeringan dengan udara setelah pengetsaan permukaan pit dan fisura
  1. Syarat udara sama dengan point 3.  
  2. Cek keberhasilan pengetsaan dengan mengeringkannya dengan udara, permukaan yang teretsa akan tampak lebih putih
  3. Jika tidak berhasil, ulangi proses etsa
  4. Letakkan cotton roll baru, dan keringkan
  5. Keringkan dengan udara selama 20-30 detik
2.8.7 Aplikasi bahan sealant
  1. Self curing: campurkan kedua bagian komponen bahan, polimerisasi akan terjadi selama 60-90 detik.
  2. Light curing: aplikasi dengan alat pabrikan (semacam syringe), aplikasi penyinaran pada bahan, polimerisasi akan terjadi dalam 20-30 detik.
2.8.8 Evaluasi permukaan oklusal
  1. Cek oklusi dengan articulating paper
  2. Penyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding)
(Donna Lesser, 2001)

-bahan
a. resin komposit
Penggunaan sealant berbasis resin digukanan pada hal berikut:
  1. Digunakan pada geligi permanen
  2. Kekuatan kunyah besar
  3. Insidensi karies relatif rendah
  4. Gigi sudah erupsi sempurna
  5. Area bebas kontaminasi atau mudah dikontrol
  6. Pasien kooperatif, karena banyaknya tahapan yang membutuhkan waktu lebih lama.

b.      SIK
Indikasi :
  1. Digunakan pada geligi sulung
  2. Kekuatan kunyah relatif tidak besar
  3. Pada insidensi karies tinggi
  4. Gigi yang belum erupsi sempurna
  5. Area yang kontaminasi sulit dihindari
  6. Pasien kurang kooperatif

Keuntungan SIK mengandung fluor
-perawatan pit dan fissure setelah diaplikasi
a. menjaga oH
b. pemberian fluor,obserfasi,sealant

-bentuk-bentuk fissure berdasarkan kedalamanya
a. U lebar dangkal
b.V  biasanya rentan terhadap karies, dalam dan sempit
c. I  seperti leher botol, lebih rentan terhadap karies
-apakah pit dan fissure sealant bisa dipakai orang dewasa
Bisa, karena resin bisa untuk orang dewasa ttp memperhatikan kontra indikasinya
-tujuan
a. Untuk memperoleh suatu keadaan yang sehat dimana tidak terjadi karies
b. agar sealant berpenetrasi menutup semua celah pada permukaan oklusal gigi

  1. Preventive sekunder à mendiagnosa awal,pencegahan penyakit kembali ex: karies sekunder, mencabut gigi
  2. preventive terserier àex:sm,orto, penambalan ditujukan untuk rehabilitatif
  1. Tujuan preventive dentistry
    1. mengurangi serangan bakteri penyebab karies karies à kontrol plak, diet
    2. untuk mempertahankan à penggunaan fluor dan fissure sealant
    3. memperbaiki sifat pasien à menggunakan DHE
    4. merubah sikap dan tingkah laku individu yang mengarah ke pola hidup sehat
    5. mencegah terjadinya kerusakan gigi pada individu
    6. tujuan umum yaitu meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat
    7. mencegah resiko karies pada individu pada tingkat sedang sampai tinggi

1.    Saat kasus apa digunakan preventive dentistry

n  1. tahap pertumbuhan
n  Tahap inisiasi: ephitelial bud stage
n  Tahap proliferasi : cap stage
n  Tahap Histodiferensiasi : enamel à Ameloblast dan Dentin,pulpa à odontoblast
n  Tahap morfodiferensiasi
n  2. Erupsi Intraoseus
n  Tahap aposisi : Pengendapan dari matriks enamel dan dentin
n  Tahap Kalsifikasi : pengerasan dari matriks oleh pengendapan garam-garam kalsium
n  3. Tahap Erupsi

Gigi
Mulai kalsifikasi
(minggu dlm uterus)
Mahota selesai
(bulan)
Erupsi (bulan)
Insisivus
13-16
1,5-3
6-9
Kaninus
15-18
9
18-20
Molar pertama
14-17
6
12-15
Molar kedua
16-23
10-11
24-36


 Benih gigi mulai dibentuk sejak janin berusia 7 minggu dan berasal dari lapisan ektodermal serta mesodermal. Lapisan ektodermal berfungsi membentuk email dan odontoblast, sedangkan mesodermal membentuk dentin, pulpa, semen, membran periodontal, dan tulang alveolar. Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam tiga tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi.(20,23-25) Siklus hidup gigi dapat dilihat pada


2.1.1 Tahap Perkembangan Gigi
Tahap perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Inisiasi (bud stage)

Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-sel tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat daripada sel sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi dan meluas sampai seluruh bagian maksila dan mandibula
Siklus hidup gigi. (A–D)Tahap perkembangan gigi. (A)Inisiasi (bud stage), (B)Proliferasi (cap stage), (C)Histodiferensiasi, Morfodiferensiasi (bell stage), (D)Aposisi dan dilanjut dengan tahap kalsifikasi, (E)Sebelum erupsi, (F)Setelah erupsi, (G dan H) Atrisi, (I) Resesi gingiva dan kehilangan jaringan pendukung sehingga terjadinya eksfoliasi. Modified from Schour and Massler. (26)
2.       Proliferasi (cap stage) Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar

3. Histodiferensiasi (bell stage)
Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel email dalam (inner email epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas yang akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin

4. Morfodiferensiasi Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas merupakan gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk. Dentinoenamel junction mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi. Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan ukurannya.

5. Aposisi Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email, dentin, dan sementum. Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%
1.    Untuk membedakan fissure yang dalam dan karies superfisial?bagaimana penanganan nya?LI
Fissure dalam : bentuknya
Penanganan na?
Karies superfisial :
Penanganan na? Belum ada kavitasà aplikasi fluor
                        Berlubang à ART

1.    Proses terjadinya karies superfisial?demineralisasi?remineralisasi?
(Demineralisasi)Kuman+karbohidrat membentuk asamà Kalsium hidroksi apatit àCA5(PO4)2 (o2)
-fosfat sm kalsiumnya keluar
 (remineralisasi)
-fosfat sm kalsiumnya masuk
LI
1.   PRRà PREVENTIVE RESIN RESTORASI
Restorasi pencegahan adalah suatu perawatan pencegahan yang merupakan pengembangan dari pemakaian sealant pada permukaan oklusal, yaitu integrasi dari pencegahan karies dengan sealant dan penambalan karies dengan resin komposit pada permukaan yang sama. Lesi awal pada pemukaan gigi dihilangkan dengan preparasi seminimal mungkin, ditambal kemudian untuk mencegah terjadinya karies di masa mendatang permukaan tambalan diberi sealant (Mathewson&Primosch,1995).
Tujuan dari restorasi pencegahan adalah untuk menghentikan proses karies awal yang terdapat pada pit dan fisur, terutama pada gigi molar permanen yang memiliki pit dna fisur, seklaigus melakukan tindakan pencegahan terhadap karies pada pit dan fisur yang belum terkena karies pada gigi yang sama.
1.    Kadar fluor normal?mg
0 – 6 bulan Tak memerlukan fluor tambahan
6 bln – 2 thn 2 tetes fluor langsung ke dlm mulut; lalu ganti dg tablet 0,25 mg bila gigi geraham sdh tumbuh
2 – 4 thn 1 tablet 0,50 mg dimasukkan ke dlm mulut dan dibiarkan selama anak tidur
4 – 14 tahun 1 tablet 1 mg dimasukkan ke dlm mulut dan dibiarkan selama tidur
(John Besford – Good Mouthkeeping, 1996)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar