Jumat, 30 September 2011

LBM 1 BLOk 15


Apa yang dimaksud masalah?
Ø  kesenjangan antara fakta dengan harapan, antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan, antara kenyataan dengan ide. 
Ø  Masalah merupakan inti dari penelitian atau dikenal dengan “the heart of research”.

Bagaimana cara menemukan masalah?
 
Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan
n  Rekomendasi suatu riset. Biasanya, suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran. Saran (rekomendasi) umumnya menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan. Saran ini dapat dikaji sebagai arah untuk menemukan permasalahan.
n  Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara “mengambil” pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang diteliti. Dalam hal ini, dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting.
n  Renovasi. Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang tidak cocok lagi dari suatu teori.
n  Dialektik, dalam hal ini, berarti tandingan atau sanggahan.
n  Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi.
n  Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit, kompleks.
n  Dekomposisi merupakan cara penjabaran (pemerincian) suatu pemasalahan ke dalam komponen-komponennya.
n  Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi.
Informal
n  Konjektur (naluriah). Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur (naluriah), tanpa dasar-dasar yang jelas.
n  Fenomenologi. Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena (kejadian, perkembangan) yang dapat diamati.
n  Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan.
n  Pengalaman. Tak perlu diragukan lagi, pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan.

Apakah tujuan adanya permasalahan dalam penelitian?
Tahap paling krusial, sebab tujuan akan menjawab permasalahan. Kalau permasalahan tidak jelas , penelitian tidak bisa dilakukan dengan baik 
*      Merupakan Bidang masalah dan topik yang menarik.
*      Signifikansi secara teoritis dan praktis.
*      Dapat diuji melalui pengumpulan data dan analisis data.
*      Sesuai dengan waktu dan biaya. 
aPakah penelitian selalu dimulai dari masalah?
Tahap paling krusial, sebab tujuan akan menjawab permasalahan. Kalau permasalahan tidak jelas , penelitian tidak bisa dilakukan dengan baik 
Apa maksud dari landasan ilmu penelitian?dan macam2 nya!
  • Landasan ilmu penelitian adl dasar2 cara  menggunakan ilmu  dalam penelitian
  • Macam2:
    • Ontologis (apa yang dikaji)
n  hakikat  apa  yang  dikaji  atau  ilmunya  itu  sendiri
n Democritus,  menerangkan prinsip-2  materialisme : Hanya  berdasarkan  kebiasaan  saja  maka  manis  itu  manis,  panas  itu  panas,  dingin  itu  dingin,  warna  itu  warna.  Artinya,  objek  penginderaan  sering  kita  anggap  nyata,  padahal  tidak  demikian.  Hanya  atom dan  kehampaan  itulah  yang  bersifat  nyata.  Jadi   istilah  “manis,  panas  dan  dingin”  itu  hanyalah  merupakan  terminology  yang  kita  berikan  kepada  gejala  yang  ditangkap  dengan  pancaindera.   

    • Epistimologis (Cara mendapatkan kebenaran)
n   bagaimana  mendapatkan  pengetahuan  yang  benar
n  hal  yang  perlu  diperhatikan  dalam  mendapatkan  pengetahuan :
n  Batasan  kajian  ilmu
n  Cara  menyusun   pengetahuan
n  Diperlukan  landasan  yg  sesuai  dengan  ontologis & aksiologis  ilmu  itu  sendiri
n  Penjelasan  diarahkan  pada  deskripsi  mengenai  hubungan  berbagai  faktor  yang  terikat
n  Metode  ilmiah  harus  bersifat  sistematik  dan  eksplisit
n  Metode  ilmiah  tidak  dapat  diterapkan  disiplin ilmu yang sama
n  Ilmu  mencoba  mencari  penjelasan  mengenai  alam  dan  menjadikan  kesimpulan  yang  bersifat  umum  dan  impersonal.
n  Karakteristik  yang  menonjol  kerangka  pemikiran  teoritis : Ilmu  eksakta dan ilmu sosial

    • Axiologis (Nilai Guna Ilmu)
n   Aksiologi  ialah  menyangkut  masalah  nilai  kegunaan  ilmu.
n  Ilmu  tidak  bebas  nilai.  Artinya  pada tahap-2 tertentu  kadang  ilmu  harus  disesuaikan  dng nilai-nilai  budaya  & moral  suatu  masyarakat;  sehingga  nilai  kegunaan  ilmu  tersebut  dapat  dirasakan  oleh masyarakat  dalam  usahanya  meningkatkan  kesejahteraan  bersama,  bukan  sebaliknya  malahan  menimbulkan  bencana.


Apa yang dimaksud ontologis, epistimologis, axiologis?
Ontologis : Ontologi adalah asumsi yang penting tentang inti dari fenomena dalam penelitian.
Pertanyaan dasar tentang ontologi menekankan pada apakah “realita” yang diteliti objektif ataukah
“realita” adalah produk kognitif individu. Debat tentang ontologi oleh karena itu dibedakan antara
realisme (yang menganggap bahwa dunia sosial ada secara independen dari apresiasi individu) dan
nominalisme (yang menganggap bahwa dunia sosial yang berada di luar kognitif individu berasal dari sekedar nama, konsep dan label yang digunakan untuk menyusun realita). 

Epistimologis: Epistemologi adalah asumsi tentang landasan ilmu pengetahuan (grounds of
knowledge) – tentang bagaimana seseorang memulai memahami dunia dan mengkomunikasikannya
sebagai pengetahuan kepada orang lain. Bentuk pengetahuan apa yang bisa diperoleh? Bagaimana
seseorang dapat membedakan apa yang disebut “benar” dan apa yang disebut “salah”? Apakah sifat
ilmu pengetahuan? Pertanyaan dasar tentang epistemologi menekankan pada apakah mungkin
untuk mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan pengetahuan sebagai sesuatu yang keras, nyata
dan berwujud (sehingga pengetahuan dapat dicapai) atau apakah pengetahuan itu lebih lunak, lebih
subjektif, berdasarkan pengalaman dan wawasan dari sifat seseorang yang unik dan penting (sehingga pengetahuan adalah sesuatu yang harus dialami secara pribadi). Menurut Harold Titus et.l., (1984:187-188) terdapat tiga persoalan pokok dalam bidang epistemologi antara lain: (1) apakah sumber pengetahuan itu? Dari manakah datangnya pengetahuan yang benar itu? Dan bagaimana cara mengetahuinya?; (2) Apakah sifat dasar pengetahuan itu? Apa ada dunia yang benar-benar di luar pikiran kita? Dan kalau ada, apakah kita bisa mengetahuinya?; (3) apakah pengetahuan itu benar (valid)? Bagaimana kita dapat membedakan yang benar dan yang salah?.

Axiologis : kualitatif atau kuantitatif (nilai yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan )
Sifat manusia (human nature), adalah asumsi‐asumsi tentang hubungan antar manusia dan
lingkungannya. Pertanyaan dasar tentang sifat manusia menekankan kepada apakah manusia dan
pengalamannya adalah produk dari lingkungan mereka, secara mekanis/determinis responsif
terhadap situasi yang ditemui di dunia eksternal mereka, atau apakah manusia dapat dipandang
sebagai pencipta dari lingkungan mereka.
Perdebatan tentang sifat manusia oleh karena itu dibedakan antara determinisme (yang
menganggap bahwa manusia dan aktivitas mereka ditentukan oleh situasi atau lingkungan dimana
mereka menetap) dan voluntarisme (yang menganggap bahwa manusia autonomous dan freewilled).
Metodologi, adalah asumsi‐asumsi tentang bagaimana seseorang berusaha untuk menyelidiki
dan mendapat “pengetahuan” tentang dunia sosial. Pertanyaan dasar tentang metodologi
menekankan kepada apakah dunia sosial itu keras, nyata, kenyataan objektif‐berada di luar individu
ataukah lebih lunak, kenyataan personal‐berada di dalam individu. Selanjutnya ilmuwan mencoba
berkonsentrasi pada pencarian penjelasan dan pemahaman tentang apa yang unik/khusus dari
seseorang dibandingkan dengan yang umum atau universal yaitu cara dimana seseorang
menciptakan, memodifikasi, dan menginterpretasikan dunia dengan cara yang mereka temukan
sendiri.

Bagaimana cara berpikir sistematis?
  • Harus tau urut2an dan mana yang harus didahulukan
  • Berpikir secara runtut mulai dari judul, pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian,daftar pustaka, lampiran

Apa yang dimaksud penelitian?
Ø Studi yang dilakukan seseorang melaluipenyelidikan yg hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut (T. Hillway).
Ø Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena (Leedy, 1997: 5)

Apa saja syarat dalam pembuatan latar belakang penelitian?
n  Latar Belakang Permasalahan merupakan penjelasan fenomena yang diamati dan menarik perhatian peneliti dan bukan merupakan alasan pemilihan judul.
n  Latar Belakang Penelitian apabila memungkinkan dapat didukung oleh data penunjang, yang dapat digali dari sumber utama dan/atau sumber kedua seperti Biro Pusat Statistik, hasil penelitian terdahulu, jurnal dan internet
n  Latar Belakang Penelitian memuat hasil penelitian terdahulu (dari jurnal) dengan menyebutkan sumber jurnal yang dipakai sebagai referensi.
n  Apabila perusahaan (sebagai sumber utama) belum menyajikan laporan keuangan, misalnya rasio keuangan (financial ratio), maka dalam Latar Belakang Penelitian disajikan minimal 3 periode atau tahun.



Apakah filsafat itu?

Filsafat Ilmu menurut Beerling (1988:1-4) adalah penyelidikan tentang ciri-ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperoleh pengetahuan
Mengapa metode penelitian selalu dihubungkan dengan ilmu filsafat?
Filsafat ilmu menjelaskan tentang duduk perkara ilmu atau science itu, apa yang menjadi landasan asumsinya, bagaimana logikanya (doktrin netralistik etik), apa hasil-hasil empirik yang dicapainya, serta batas-batas kemampuannya. Metodologi penelitian menjelaskan tentang upaya pengembangan ilmu berdasarkan tradisi-tradisinya, yang terdiri dari dua bagian, yaitu deduktif maupun induktif. Demikian pula tentang hasil-hasil yang dicapai, yang disebut pengetahuan atau knowledge, baik yang bersifat deskriptif (kualitatif dan kuantitatif) maupun yang bersifat hubungan (proporsi tingkat rendah, proporsi tingkat tinggi, dan hukum-hukum).
Filsafat ilmu maupun metodologi penelitian bersifat mengisi dan memperluas cakrawala kognitif tentang apa yang disebut ilmu, yang diharapkan akan menimbulkan pengertian untuk berdisiplin dalam berkarya ilmiah, sekaligus meningkatkan motivasi sebagai ilmuwan untuk melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh.
 
Apa tujuan dari metode penelitian?

1.       Eksplorasi (exploration), berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak.  
    1. Deskripsi (description), berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dgn fenomena yang lain
    2. Prediksi (prediction), berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y).
    3. Eksplanasi (explanation), mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena atau lebih.
    4. Aksi (action), dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu.

Apa saja sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti?
seorang peneliti mampu menggabungkan teori/ide yang ada dengan fakta di lapangan dan dilakukan secara sistematis. Jadi, dapat dikatakan bahwa penelitian merupakan proses yang dilakukan secara sistematis untuk menghasilkan pengetahuan (knowledge), yang ditandai dengan dua proses yaitu; (1) proses pencarian yang tidak pernah berhenti, dan (2) proses yang sifatnya subyektif 

Apakah perbedaan berpikir ilmiah dan non ilmiah?
Perbedaan Metode Ilmiah dibanding metode yang tidak ilmiah terletak pada:
• Presisi (ketepatan)
• Reduplikasi
• Generalitas
• Terujinya data secara statistika.

Non Ilmiah
n  Informasi anggapan umum biasanya tidak disertai dengan penjelasan mengapa hal itu terjadi
n  Informasi dalam anggapan umum mengandung konsep yang luas atau kabur
n  Anggapan umum diterima  tanpa diuji kebenarannya.
n  Anggapan umum tidak pernah mempersoalkan kontrol.

     Ilmiah
n  Ilmu mengorganisasikan dan mengklasifikasikan pengetahuan berdasarkan penjelasan ilmiah, yakni pernyataan-pernyataan tentang kondisi-kondisi penentu terjadinya persistiwa.
n  Kecermatan ilmu diungkapkan dalam bentuk kuantifikasi berdasarkan skala tertentu.
n  Kebenaran ilmu bersifat Testabilitas.
n  Ilmu selalu berusaha mengontrol variabel-variabel yang melekat pada suatu peristiwa.



Adakah macam cara berpikir yang kita gunakan dalam penelitian?
  • Berpikir sistematis
  • Berpikir kritis : mengkaji dengan logika
  • Berpikir skaptis : menanyakan bukti tentang kenyataan tsb
  • Berpikir analitis : konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir analisis-sintesis berdasarkan langkah-langkah tertentu (metode ilmiah/penelitian).
  • Berpikir logis : merujuk metode argumentasi ilmiah


Karakteristik dalam penelitian? (LI)
Sebagai kegiatan ilmiah, penelitian sosial juga memiliki ciri-ciri sebagaimana
dijelaskan oleh Soedjono Dirdjosisworo sebagai berikut:
1. Sistematis artinya bahasan tersusun secara teratur, berurutan menurut
sistem.
2. Logis artinya sesuai dengan logika, masuk akal, benar menurut penanalaran
3. Empiris artinya diperoleh dari pengalaman, penemuan, pengamatan.
4. Metodis artinya berdasarkan metode yang kebenarannya diakui oleh
penalaran.
5. Umum artinya menggeneralisasi, meliputi keseluruhan tidak menyangkut
yang khusus saja.
6.    Akumulatif artinya bertambah terus, makin berkembang, dinamis

metode ilmiah umumnya memiliki beberapa karakteristik umum sebagai
berikut (Davis & Cosenza, 1993: 37; Sekaran, 1992, 2003):
§  Kritis dan analitis: mendorong suatu kepastian dan proses penelitian
untuk mengidentifikasi masalah dan metode untuk mendapatkan
solusinya.
Logis: merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan
rasional diturunkan dari bukti yang ada.
Testabiity: penelitian ilmiah harus dapat menguji hipotesis dengan
pengujian statistik yang menggunakan data yang dikumpulkan.
Obyektif: hasil yang diperoleh ilmuwan yang lain akan sama apabila
studi yang sama dilakukan pada kondisi yang sama. Hasil penelitian
dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan kebenarannya.
Konseptual dan Teoretis: ilmu pengetahuan mengandung arti
pengembangan suatu struktur konsep dan teoretis untuk menuntun dan
mengarahkan upaya penelitian.
Empiris: metode ini pada prinsipnya berstandar pada realitas.
Sistematis: mengandung arti suatu prosedur yang cermat. Suatu
penelitian dikatakan penelitian ilmiah yang baik jika memenuhi kriteria
berikut (Sekaran, 1992, 2003); Indriantoro & Supomo, 1999: 14-15).
Menyatakan tujuan secara jelas.
Rigor (kokoh): penelitian ilmiah menunjukkan proses penelitian yang
dilakukan secara hati-hati (prudent) dengan keakurasian yang tinggi.
Basis teori dan rancangan penelitian yang baik akan menambah
kekokohan dari penelitian ilmiah.
Menggunakan landasan teoretis dan metode pengujian data yang
relevan.
Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoretis atau
berdasarkan pengungkapan data
Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang (replikasi).
Memilih data dengan presisi sehingga hasilnya dapat dipercaya. Tidak
ada penelitian yang sempurna dan ketepatannya tergantung pada
keyakinan peneliti yang dapat diterima umum. Kesalahan pengukuran
data dapat menyebabkan ketepatan penelitian menurun. Desain
penelitian harus dilakukan dengan baik sehingga hasil penelitian dapat
dekat dengan kenyataannya (precision) dengan tingkat probabilitas
keyakinan (confidence) yang tinggi.
Menarik kesimpulan dilakukan secara obyektif. Hasil penelitian ilmiah
akan memberikan hasil dan konklusi yang obyektif jika tidak dipengaruhi
oleh faktor subyektif peneliti.
Melaporkan hasilnya secara parsimony (simpel), yaitu penelitian ilmiah
mempunyai kemudahan di dalam menjelaskan hasil penelitiannya.
Temuan penelitian dapat digeneralisasi. Hasil penelitian ilmiah mampu
untuk diuji ulang dengan hasil yang konsisten dengan waktu, obyek, dan
situasi yang berbeda.
Apa sajakah jenis2 penelitian? (bidang kesehatan )
  • Penelitian eksperimental dan non eksperimental
  • Penelitian epidemiologik : mengkaji problema kesehatan dengan pendekatan komunitas
  • Penelitian evaluatif : review progam dan trial
  • Penelitian laboratorium
Secara umum, Penelitian Ilmiah dapat dikategorikan menjadi:
• Penemuan/Rekayasa/Rancang-Bangun: Misalnya: laporan penemuan/modifikasi alat/teknologi
• Penelitian Deskriptif: Didasarkan pada pengamatan. Misalnya penelitian arkeologi, perilaku mahluk hidup
• Penelitian Eksperimen: Pengujian Hipotesis dan/atau modifikasi variabel

Laporan Penemuan/Rekayasa/Rancang-Bangun
Secara mendasar, laporan penemuan (invention) memuat:
• Deskripsi alat yang dibuat, manfaat dan kelebihan alat baru/modifikasi
• Desain alat
• Cara membuat (Alat dan bahan) → dituliskan jika memang penelitian sampai taraf pembuatan alat
Penelitian Deskriptif
Secara mendasar, penelitian deskriptif memuat:
• Tujuan Penelitian: apa yang diharapkan menjadi hasil pengamatan
• Desain Penelitian: bagaimana melakukan penelitian, langkah-langkah apa saja yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang diperlukan, data yang diharapkan dapat didapat, bagaimana meminimalkan kesalahan/bias
Penelitian Eksperimen
Secara mendasar, penelitian Eksperimen memuat:
• Tujuan Penelitian: melihat perbedaan atau hubungan (antar variabel)?
• Hipotesis penelitian
• Langkah pelaksanaan penelitian
• Pengumpulan Data
• Analisis Data
• Pembentukan Kesimpulan Penelitian


Bagaimana langkah2 melakukan penelitian?
  Mengidentifikasi Masalah
  Membuat Hipotesis
  Studi Literature
  Mengidentifikasi dan Menamai Variabel
  Membuat Definisi Operasional
  Memanipulasi dan Mengontrol Variabel
  Menyusun Desain Penelitian
  Mengidentifikasi dan Menyusun Alat Observasi dan Pengukuran
  Membuat Kuesioner dan Jadwal Interview
  Melakukan Analisa Statistik
  Menggunakan Komputer untuk Analisa Data
  Menulis Laporan Hasil Penelitian

Apakah perbedaan berpikir rasional dan berpikir logis?
Apa itu berfikir rasional?
Berfikir rasional adalah berfikir menggunakan nalar atas dasar data yang ada untuk mencari kebenaran faktual, kegunaan dan derajat kepentingannya.
Berfikir rasional dipakai bila kita ingin maju, ingin mempelajari ilmu. Juga amat perlu bila kita bekerja untuk kepentingan orang banyak, masalah publik, dimana berhadapan dengan bermacam macam orang, tradisi dan kepercayaan, maka kita bakal punya alasan obyektif yang bisa ditunjukkan kepada orang banyak (transparansi), punya alat bukti, punya referensi, bisa diperdebatkan (argumentasi yang logik dan relevan) serta bisa dibandingkan karena punya alat ukur. Hal hal yang emosional tidaklah demikian. Berfikir rasional lawannya adalah berfikir emosional. 
 
Berfikir logis
Logika adalah ilmu penalaran atau ketrampilan berpikir dengan tepat.
Berpikir Logis untuk menyimpulkan data dari suatu pernyataan
Penarikan Kesimpulan dari Pernyataan
Logika dipakai untuk menarik kesimpulan dari suatu proses berpikir berdasar cara tertentu, yang mana proses berpikir di sini merupakan suatu penalaran untuk menghasilkan suatu pengetahuan.
Berpikir logis adalah kegiatan berpikir berjalan menurut pola, alur dan kerangka tertentu (frame of logic) tegasnya, menurut logika berpikir yaitu :deduksi-induksi ; rasionalism-empirism; abstrak-kongkrit; apriori-aposteriori).

LBM 4 BLOK 13






STEP 1
-          Tidak ada
STEP 2
-          Maloklusi dan diagnosis ortodontik
-          Maloklusi dan penentuan diagnosis ortodontik
STEP 3
MALOKLUSI
  1. 1.      Definisi :
  • Oklusi abnormal yg ditandai dg tdk bnrnya hub antar lengkung dr bidang spatial atau  anomaly abnormal dlm gigi
  • Penyimpangan dr oklusi normal yg mggu fungsi gigi
  • Suatu kelainan susunann gigi geligi yg berhub dgn kelainan rongga mulut atau fungsi
  • Bentuk hub RA RB yg menyimpang dr bentuk standart yg dtrima sebagai bntuk yg normal
  1. 2.      Etiologi
  • Faktor luar :
      Herediter : poligenik ( gab.dr ayah dan ibu ada), monogenic (cenderung ikut ayah atau ibu)
      Bad habbit
      Ketidak seimbangan kel endokrin à Gangguan metabolisme
      Gang penya. Infeksi
      Malnutrisi
      Kelainan konginetal
      Trauma : prenatal ( trauma saat kelahiran : penggunaan forcep)
      Sikap tubuh à bisa ke bad habbit
  • Factor dalam (local) :gigi ( anodontia , anomaly bentuk gigi ,) system neuromuskuler, tulang dr wajah (maxilla dan mandibula), jar lunak (tidak otot)
Celah pada bibir dan palatum. Serta kelainan pd rahang dan muka sebagian,

  1. 3.      Klasifikasi
  • Menurut angle
  • Kelas I : tonjol mesiobucal mi atas beroklusi dgn cekung bucal M1 bawah, hub skeletal dan fungsional masih normal
Tipe I : crowded anterior
Tipe II: kaya Protusi maksila anterior
Tipe III : crossbite anterior
Tipe IV : Croosbite posterior
Tipe V mesial drifting posterior
  • Kelas II : tonjol mesiobucal M1 atas berada lebih ke mesial dr posisi kelas I
1. Divisi I ( gigi incisivusnya labioversi )
2. Divisi 2 (Relasi molar sprt kelas II , I 2 Maksilanya itu typed secara labial atau mesial)
                        3. subdivisi (yg satu normal yg satu maloklusi, terjadi pd satu sisi lgkung dental )
  • Kelas III : TONJOL MESIobukal M1 atas berada lebih ke distal dr posisi kelas I, dibagi 2 : false( terdapat gejala sprt kelas III yg ditandai dgn grkan mandibula ke anterior saat mntup mulut, disebut kelas III postural atau habitual, Bisa balik ke kelas I) true( relasi tonjol mesiobukal M1 ra beroklusi dg celah interdental antara M1 dgn M2 RB, Tidak bisa balik k kelas I )
Berdasarkan incisivusnya
  • Kelas I : incisor edge nya I bawah oklusi terletak dibawah cingulum plateu incisivus RA
  • Kelas II : incisor edge nya terletak pd bag palatal sampai cingulum plateu pd I Atas
Dibagi : divisi I ( central incisor RA proklinasi ) , DIVISI II ( sentral Incisor RA mglami retroklinasi)
  • Kelas III : incisor edge pd RB oklusi pada bag anterior sampai cingulum plateu pd incisive RB
Klasifikasi skeletal mnrt SIMON
  1. 1.      Dari FHP ( orbital atau porion ), ada :
Abstraksi ( menjauhi) atraksi( mendekati)
  1. 2.      Bidang orbital
Menjauhi ( protraksi)
Terlalu mundur ( retraksi)
3. Dari bidang mid sagital : kontraksi ( mendekati ) distraksi ( menjauhi)


  1. Macam
-          Protusi ( gigi yg posisinya maju kedepan )
-          Intrusi ( pergerakan gigi menjauhi bidang oklusal) dan ekstrusi( pergerakan gigi mendekati bdg oklusal )
-          Crossbite ( rahang dalam keadaan relasi sentrik terdapat kelainan dalam arah transversal dari gigi maxilla thdp mandibula
-          Deepbite ( jarak menutupnya bag incisal incisivus maxilla thdp mandibula melebihi 2 – 3 mm
-          Openbite( adanya ruangan oklusal / incisal dr gigi saat RA dan RB dlm oklusi sentrik )
-          Crowded ( berjejalnya gigi diluar susunan normal)
-          Diatema ( keadaan adanya ruang pada gigi geligi yg seharusnya berkontak )
  1. 5.      Type :
-          Dental
-          Skeletal
-          Dentoskeletal
-          Fungsional ( adanya kelainan otot2 Karena mempengaruhi gangguan saat mengunyah , karena mastikasinya)
  1. 6.      Dampak
-          Gangguan fungsi pengunyahan
-          Gangguan fungsi bicara
-          Factor psikologis
-          Gangguan esthetic
-          Gangguan TMJ
-          Gigi crowded sulit dibersihkan
  1. 7.      Ciri2 Oklusi normal
-           
  1. 8.       Ciri2 oklusi ideal
-           
Cara penentuan diagnosis ortodontik
  1. Mekanisme
  • Anamnesis  : study model à dilihat dari gigi
  • Diagnosis sefalometrik


SKENARIO
-          angle :
dental : termasuk angle kelas II
Karena tonjol mesiobucal gigi M1 RA beroklusi dgn celah interdental gigi M1 RB


-          SIMON :
Skeletal : protraksi ( karena lengkung gigi RA lebih ke anterior di banding bidang orbital )
-          Temukan yg lebih pas dr scenario ?
-          Mengapa gigi mengalami supraoklusi, deep bite
-          Rencana perawatan untuk gigi pasien ini, orto yg seperti apa?
STEP 4
Konsep mapping












Maloklusi adalah oklusi abnormal yang ditandai dengan tidak benarnya lengkung hubungan antar lengkung disetiap bidang spatial atau abnormal dalam posisi gigi.
Maloklusi adalah kondisi oklusi intercuspal dalam pertumbuhan gigi diasumsikan sebagai kondisi gigi yang tidak regular.

LBM 3 BLOK 13



LAPORAN LBM 3 BLOK 13
STEP 1.
  • Laserasi : pergerakan keselurhn gigi  keluar dr soket.suatu luka terbuka pd jaringan lunak yg disebabkan oleh benda tajam atw luka terbuka berupa robeknya jar epiteldan sub epitel.
  • Perforasi : keadaan tembusnya akar slma perawatan endodontik
  • Luksasi ; perpindahan atw dislokasi gigi dr soketnya bs sebagian atw seluruhnya (terlepas). Cedera pd gigi bs berupa fraktur. Derajat kegoyangan gigi. Gigi yg goyang krn tlg penyangga gigi rusak atw karna radang jar.penyangga gigi atw periodontis.
STEP 2
“FRAKTUR DENTOALVEOLAR”
“ DENTAL FRAKTUR”
“FRAKTUR ALVEOLAR”
STEP 3
DENTAL FRAKTUR
  1. Definisi ;
  • hILANGnya fragmen dr suatu gigi itu yg biasanya disebabkan oleh trauma atw benturan.
  • Pd umumnya bersamaan dg cidera mulut lainnya
  • Hilangnya kontinuitas jar kerasyg dpt mengenai email, dentin, maupun pulpa  yaitu pd gigi yg biasanya idsebabkan karna trauma.
JUMAT :
Retak pd email sering sampai tulang gigi atw tanpa patahnya sebagian elemen.
Biasanya paling byk terjadiusia anak, remaja, dewasa muda. Paling byk anak laki2.
Lebih sering terjadi pd gigi anterior traumanya

2.Etiologi :
  • Benturan ataw trauma
  • Tekanan oklusal yg berlebihan
  • Menggigit benda keras
JUMAT :
  • TIPE LANGSUNG : trauma langsung terkena pd giginya. Disebabkan aksi penguyahan yg dinamakan fraktur spontan, tjd akibat tekanan penguyahan pd gigi yg megalami karies besar shg gigi dpt retak atw patah pd waktu menggigit benda yg keras. Bs jg krn tindak kekerasan. Tekanan yg berlebihan, tumpatan yg tdk rata, biasanya di igi anterior.
  • TIPE YG TDK LANGSUNG : trauma pd rahangnya yg berpengaruh thd giginya.
**FAKTOR PREDISPOSISI :  bisa dari aktifitas spt olah raga, anatomi gigi nya, pernafasan melalui mulut, post normal occlusion. Overjet melebihi 4mm (Kls II tipe 1).

3.Klasifikasi
Menurut Elli, BERDASARKAN STRUKTUR GIGI YANG TERLIBAT :
  • KLS I. : fraktur pd email dg atw tanpa perubahan tempat, hny mengenai bag enamel saja
  • KLS II. : Fraktur tdk mencapai dentin tp msh sedikkit dg atw tabpa perubahan tempat, hny mengenai enamel dan sebagian dentin
  • KLS III.: Fraktur yg tdk melibatkan dentin dg pulpa yg terbuka baik dg atw tanpa perubahan tempat, hny mengenai enamel, dentin dan pulpa.
  • KLS IV. : Gigi sdh menjadi nonvital baik kehilanganatw tidak  jaringan giginya
  • KLS V. : gigi lewpas karna trauma(Avulsi)
  • KLS VI. : Fraktur akar dg atw tanpa kehilangan struktur mahkota
  • KLS VII. : Perpindahan gigi tanpa fraktur mahkota atw akar gigi
  • KLS VIII. : Fraktur mahkota samapai akar,tp akar tdk mengalami perubahan tempat wlopun gigi terkena semua.
  • KLS IX. : Fraktur pada gigi decidui
4.Gejala
  • Rasa sakit tajam
  • Biasanya bila pulpa tdk terbuka ttp dentin telah terbuka akan mengakibatkan hipersebsitiv terutama akibat rangsangan dingin, panas, dan manis. Krn kamar pupa besar, tanduk pulpa msh luas, dan tubulus dentin mengandung byk jaringan serta cairan yg rentan thd stimuli noksisius (stimulus nyeri)
  • Dipengaruhi oleh umur dan tingkat kerusakan pulpa. Kalau sdh sampai pulpa tanpa stimulus pun sdh sakit. Konstan sakitnya.
  • Kalo fraktur msh di email biasanya tdk merasakan sakit apa2.

5.Gambaran klinis
  • Biasanya ada luksasi
  • Terlihat adanya garis fraktur
  • Biasanya gusi inflamasi
  • Terjadi diskolorisasi (bila sdh pparah) à terjadi nekrosis
  • Terjadi perforasi radix
  • Fraktur terjadi ridge marginal dan meluas ke fissure
6.Pemerikasaan
  • Pemeriksaan subyektif : anamnesis
  • Pemeriksaan intra oral : perkusi sakit, palpasi (+), sondasi (+), à MENGECEK VITALITAS, palpasi à utk mengetes adanya krepitasi (TMJ)
Di intra oral bs terlihat fraktur mahkota yg melibatkan email, dentin, maupun pulpa.
  • Pemekriksaan radiografi : akan tampak radiolusen pd daerah yg fraktur tsb, foto thorax
  • Pemeriksaan EO : palpasi, laserasi (robek) edema , ekimosis (penumpukan cairan darah, kemerahan) pd daerah bibir. Hematoma.
  • Pemeriksaan transluminasi
  • Pemeriksaan immobility gigi
  • Tes pulpa dg CE
7.  Dampak dari fraktur dental
  • Nekrokrosis
  • Menurunnya estetika
  • Abses
  • Terganggunya fungsi mastikasi
  • Dampak psikologis
  • Dapat mengakibatkan hipersensitivitas
  • Reabsorbsi dentin
  • Adanya laserasi pd mukosa
  • infeksi
8.       Perawatan ;
  • Resorasi
  • Pulpa caping
  • Ekstraksi
  • Dilakukan stabilisasi dg splint utk gigi yg goyah
  • Gigi yg frakturnya pd email bisa menggunakan larutan flor utk mencegah rasa ngilu
  • Kalo gigi fraktur mencapai dentin yg terbuka lebar diperlukan perawatan utk melindungi pulpa dr mikroorganisme yg menginvasi ked lm pulpa mll tbulus dentin.
  • Pulpektomi (pulpanya diambi smw)
  • Pulpoktomi (pulpanya diambil sebagian)

LUKSASI
  1. Definisi :
Luksasi adalah perpindahan atw dislokasi gigi dr soketnya bs sebagian atw seluruhnya (terlepas)
  1. Klasifikasi :
  • Derajat 1 : kegoyangan normal (sedikit) < dr 1mm
  • Derajat 2 : kegoyangan sampai dg 1 mm
  • Derajat 3 : kegoyangan >1mm dari sgla arah dan gigi dpt ditekan kea rah apical

FRAKTUR ALVEOLAR
  1. 1.        Definisi :
  2. 2.        Etiologi :
  3. 3.        Klasifikasi :
  • Hilangnya atw lepasnya frakmen dr suatu tulang penyangga gigi. Biasnya bersamaan dg fraktur pd gigi.
  • Terjadi pd maxilla dan mandibula. Pd maxilla biasanya mengenai os nasal, temporal, frontal. Pd mandibula bysy pd ramus dan tlg mandibula.
  • Trauma perkelahian
  • Kecelaaan
  • Trauma saat OR
Kls I : fraktur alveolar meliputi segmen yg tdk bergigi
Kls II : fraktur alveolar yg meliputi segmen bergigi yg terdapat sedikit pergeseran
Kls III : dmn fraktur alveolar yg meliputi seg bergigi dan terdapat pergeseran terbesar
Kls IV : fraktur alveolar bersamaan dg garis fraktur pd maxilla atw mandibula
  1. 4.        Pemeriksaan :
EO : Palpasi & visualisasi
IO : radiografi dan panoramic
  1. 5.      Dampaknya :
  2. 6.      Perawatan :
  • Giginya bisa goyang atw lepas
  • Terjadi asimetri wajah
  •  
  • Imobilisasi à tulang alveolarnya di jaga agar tdk bergerak.
  • Di fiksasi
  • Mereduksi à mengembalikan segmen fraktur dg cr menekan
  • Menggunakan splint

Menurut scenario kasusnya tmsk kelas apa saja??
Jwb :
perforasi pulpa 21 & 11 à kls 3 ellis
Patah gigi 12 kedalaman dentin à kls 2 ells
Patah gigi 13 kedalaman email à kls I ellis
Luksasi Gigi 21 à kls VIII
Gigi 22, 23 à kls VII


Mengapa terjadi radiolusen pd apex gigi 21,22,23.??
Jwb : Krn adanya inflamasi  et causa agen asing atw mikroorganisme dan adanya pembesaran ruang lgamon periodontal.
Bgmn mekanisme Trauma pd gigi yg menyebabkan malposisi??
 Jwb : Traumaà ligament yg jd bantalan terkena tekanan dr gigi à ligament tersebut mengalami nekrosis à gigi nya itu menmpati jaringan periodontal à terjadi nekrosis dan menyebabkan MALPOSISI. (KURANG DR 24 JAM)


Proses penyembuhan fraktur  Akibat dari fraktur tulang akan mengadakan atau mengalami 
proses penyembuhan, penyembuhan tersebut memerlukan proses agak 
lambat, karena melibatkan pembentukan tulang baru. Stiawan et al (2000,  hal 121)menjelaskanprosesp enyembuhanfraktur kedalam empat tahap, 
yaitu : 
a. PembentukanProkallus/ Haematoma  Haematoma terbentukpada4 8 sampai72 jam pertamapadadaerah 
fraktur yang disebabkan karena adanya perdarahan yang terkumpul di 
sekitarfraktur yaitu darahdaneksudat, kemudian akandiserang oleh 
kapiler sel darahp utih terutama n e r t r o f i l dandiikat oleh m a k r o f a g, 
sehingga terbentuk jaringan gr a n u l a s i. 
b. PembentukanKallus 
Sela ma empat sa mpai lima hario s t e o b l a s t menyusun trabekula (alveolar yg ada porusnya2) di sekitar 
ruangan-ruangan yang kelakm enjadi salurana v e r s t .Jaringan itu ialah 
jaringano s t e o i d,disebut jugak a l l u s yangb erfungsi sebagaibidai(s p l i n t ) 
yang terbentukpada akhirminggu kedua. 
c. Ossifikasi (Kalsifikasi)  Dimulai pada dua sampai tiga minggusetelah fraktur jaringank a l l u s 
akhirnya akandiendapi oleh garam-garam mineral,dan akan terbentuk
tulang yang akanm enghubungkan kedua sisi yangpatah
d. Penggabungan danRemodelling 
Kallus tebal diabsorbsi oleh aktivitasdari osteoklastdan osteoblast 
menjadi konteks baru yang sa ma dengan konteks sebelum fraktur. 
Remodellingb er langs ung e m pat sa m pai d e la pan b u lan

NB : mira
  1. Hematoma
Pembuluh darah robek & terbentuk hematoma di sekitar & did lm fraktur (Apley.1995). hal ini mengakbatkan gangguan suplay darah pd tulang yg berdekatan dg fraktur & mematikannya (Maurice King. 2001)
  1. Proliferasi
Dalam 8 jam stlh fraktur tdp reaksi radang akut disertai proliferasi sel di bwh periosteum & did lm saluran medulla yg tertembus.
Hematoma yg membeku perlahan2 diabsorbsi & kapiler bau yg halus berkembang ked lm daerah itu (Appley. 1995)
  1. Pembentukan callus
Selama bbrp minggu berikutnya, periosteum & endosteum menghasilkan callus yg penuh dg sel kumparan yg aktif. Dengan pergerakan yg lembut dpt merangsang pembentuukan callus pd fraktur tsb (Maurice King. 2001)
  1. Konsolidasi
Selama stadium ini tulang mengalami penyembuhan terus menerus, fragmen yg patah te5tap dipertahankan oleh callus sedangkan tulang mati pd ujung dari masing2 fragmen dihilangkan scr erlahan, dan ujungnya mendapat lebih banyak callus yg akhirnya mjd tulang padat (Maurice Kibg. 2001). Ini adl proses yg lambat & mkn perlu bbrp bulan sblm tulang cukup kuat utk membawa beban yg normal (Appley. 1995)
  1. Remodeling
Tulang yg terbentuk, dibentuk kembali shg mirp dg struktur normal (appley. 1995). Semakin sering pasien menggunakan anggota geraknya, smkn kuat tulang baru tsb (Maurice King . 2001)


MAPPING :
Kecelakaan

        Trauma maxillofacial

Fraktur dental                                                                                                                                   fraktur alveolar

Laserasi                                luksasi derajat 2


Kalsifikasi

perawatan