Jumat, 11 Februari 2011

BLOK 5 LBM


KELENJA TIROID

Kelenjar Gondok atau Thyroid Gland (Tiroid) adalah kelenjar yang kecil berbentuk kupu, letaknya di bagian bawah leher, terdiri dari dua sayap yaitu lobus kanan dan kiri, serta penghubung di tengah yang disebut isthmus.
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (kebanyakan berasal dari makanan seperti
seafood, roti, dan garam), yang digunakan untuk membentuk hormon.
Hormon dari tiroid adalah
triiodothyronine atau T3, dan tetraiodothyronine (Thyroxin) atau T4. Kedua hormon ini diperlukan untuk energi, pembakaran, atau metabolism sel tubuh. Jumlah T4 adalah 99.9% dan T3 0.1%, namun yang mempunyai efek pada tubuh terutama adalah T3, begitu dilepaskan dari kelenjar ke dalam darah, sebagian besar T4 akan diubah menjadi T3, yang akan dipakai untuk metabolisme sel.
Tubuh memiliki mekanisme yang runit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan thyrotropin-releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan thyroid-stimulating hormone (TSH).
Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid.
Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini disebut mekanisme umpan balik.

Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:
  1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
  2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu tri-iodo-tironin (T3).
    Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan 20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.

Perubahan dari T4 menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu.
Sebagian besar T4 dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya aktif jika tidak terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah hormon tiroid yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tetap stabil.

Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama secara benar:
- hipotalamus
- kelenjar hipofisa
- hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3 di dalam hati serta organ lainnya).


Biosintesis, sekresi dan transport hormon tiroid
         Sintesis dan sekresi hormon tiroid dipacu oleh STH
         STH berikatan dengan membran reseptor pada sel folikel
         Kompleks hormon-reseptor mengaktivkan adenilat siklase dalam sitoplasma
         Sel folikel membentuk pseudopodia pada ujung apikal à dimulai biosintesis hormon tiroid
         Setelah disekresikan, hormon tiroid dibawa dalam aliran darah dalam kondisi berikatan dengan protein plasma thyroxine binding globulin (TBG), thyroxine-binding prealbumin (TBPA) dan serum albumin
         T4 berikatan dengan semuanya sedangkan T3 hanya terikat oleh TBG dan albumin

         Tahapan biosintesis hormon tiroid:
         Transport aktif Iodida
          Iodinasi residu tyrosyl dalam tiroglobulin
          penggabungan subunit teriodinasi untuk membentuk triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4)
         Pelepasan hormon aktif T3 dan T4 dari molekul tiroglobulin melalui hidrolisis protein
T3 dan T4 disekresikan melalui eksositosis
Penyakit-Penyakit Kelenjar Tiroid
Masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelenjar tiroid antara lain adalah :
  • Hipertiroid – tiroid yang hiperaktif atau over-aktif, hormon tiroid berlebihan
  • Hipotiroid – aktivitas tiroid yang menurun, hormon tiroid kurang
  • Goiter atau Struma – pembesaran kelenjar tiroid
  • Nodul tiroid – benjolan padat dari tiroid
  • Kista tiroid – ada rongga berisi cairan di kelenjar tiroid
  • Kanker tiroid – tumor ganas kelenjar tiroid
  • Tiroiditis – radang kelenjar tiroid.
HIPERTIROID
Ñ       Meningkatkan resropsi dan mobilisasi kalsium, shg kalsium plasma meningkat dan fosfat plasma menurun
Ñ       PTH meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin ( reabsropsi fosfat ditubulus proksimal menurun dan reabsropsi ion kalsium meningkat ditubulus distal.
Ñ       Peningkatan reabsropsi kalsium oleh usus
Ñ       Menyebabkan kelumpuhan pada tulang karena tingginya deposisi kalsium sehingga menghilangkan mineral.
Bila kelenjar tiroid overaktif dan memproduksi hormon yang berlebihan, maka keadaan ini dinamakan hipertiroid. Penyebab tersering adalah suatu proses semacam alergi (autoimun), dimana ada antibodi yang bereaksi ke kelenjar tiroid sehingga tiroid membesar secara menyeluruh (difus), overaktif, dan memproduksi hormon yang banyak, penyakit ini disebut Graves’ Disease.
Ada istilah tirotoksikosis, yang berarti hipertiroid dengan tanda-tanda akibat hormon berlebihan, misalnya berdebar, badan makin kurus, mata menonjol, dan lain-lain. Karena sebenarnya artinya tidak berbeda dengan hipertiroid, maka kita pakai istilah hipertiroid saja.



Penyebab Hipertiroid
Ada beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroid, yaitu :
  • Penyakit Graves
  • Toxic Nodular Goiter
  • Minum obat hormon tiroid berlebihan
  • Produksi TSH yang abnormal
  • Tiroiditis (radang kelenjar tiroid)
  • Konsumsi yodium berlebihan.

Penyakit Graves
Penyakit Graves atau Graves’ disease disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif, dan merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai.
Kelenjar tiroid membesar merata atau menyeluruh, tidak bisa memberi respons terhadap kontrol dari TSH.
Penyakit ini biasanya turunan, wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Diduga penyebabnya adalah penyakit autoimun, dimana ada antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah, yaitu thyroid stimulating immunogliobulin (TSI antibodies), thyroid peroksidase antibodies (TPO), dan TSH receptor antibodies (TRAb). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi leher, obat-obatan, dan infeksi virus.

Penyakit Graves sering diikuti dengan kelainan mata dan kulit, gangguan pada mata menyebabkan penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision (melihat ganda). Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu (single nodule) atau banyak (multinodular).
Kata
toxic artinya hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.

Minum Obat Hormon Tiroid Berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur, sehingga pasien terus minum obat tiroid; ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan berat badan hingga timbul efek samping.

Produksi TSH yang Abnormal
Tumor pada kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid untuk mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak. Keadaan ini jarang didapatkan, dan biasanya disertai dengan gangguan hormon lain yang juga diproduksi oleh hipofisis.

Tiroiditis (Radang Kelenjar Tiroid)
Radang tiroid umumnya disebut Tiroiditis Subakut yang disebabkan oleh infeksi virus, ditandai dengan demam, nyeri menelan, kelenjar tiroid membesar dan sakit bila tersentuh; dapat diikuti dengan peningkatan hormon tiroid.
Tiroiditis juga sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut Tiroiditis Pasca Persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiroid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hipotiroid, yang selanjutnya berangsur menjadi normal.
Silent Thyroiditis adalah suatu keadaan radang kelenjar tiroid yang tanpa gejala atau tiroiditis yang sangat ringan, biasanya tidak terasa nyeri.
Konsumsi Yodium Berlebihan
Kelenjar tiroid memakai yodium untuk membuat hormon tiroid, bila konsumsi yodium berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid. Kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid

Pemakaian obat tertentu seperti amiodarone (cordarone), suatu obat yang digunakan untuk gangguan irama jantung, juga mengandung banyak yodium dan bisa menimbulkan gangguan tiroid.
Bagaimana Gejala Hipertiroid ?
Hipertiroid biasanya disertai dengan berbagai keluhan dan gejala. Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak.
Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain adalah :
  • Banyak keringat
  • Tak tahan panas
  • Sering buang air besar, kadang diare
  • Jari tangan gemetar (tremor)
  • Nervus, tegang, gelisah, cemas, mudah tersinggung
  • Jantung berdebar cepat
  • Denyut nadi cepat, seringkali sampai lebih dari 100 kali per menit
  • Berat badan turun, meskipun makan banyak
  • Rasa capai
  • Otot lemas, terutama lengan atas dan paha
  • Rambut rontok
  • Kulit halus dan tipis
  • Pikiran sukar berkonsentrasi
  • Haid menjadi tidak teratur
  • Kehamilan sering berakhir dengan keguguran
  • Bola mata menonjol, dapat disertai dengan penglihatan ganda (double vision)
  • Denyut nadi tidak teratur (atrial fibrillation), terutama pada usia di atas 60 tahun
Pada orang tua, gangguan irama jantung dapat mengakibatkan gagal jantung.
Pada kasus yang berat dapat timbul tekanan darah tinggi, demam, gagal jantung, bahkan bisa bingung, gangguan mental sampai tidak sadar.

Memastikan Adanya Hipertiroid
Bila kita temukan seorang dengan tangan gemetar, banyak keringat, kulit halus dan tipis, rambut rontok, denyut jantung cepat, serta pembesaran kelenjar tiroid, maka patut dicurigai ada hipertiroid. Mata sering tampak menonjol keluar. Gejala akan jelas terlihat pada hipertiroid yang sudah lanjut, namun pada kasus dini apalagi pada orang tua, seringkali kelewatan tidak terdeteksi, pada keadaan demikian perlu pemeriksaan darah untuk memastikan diagnosis.

Pemeriksaan darah akan ditemukan kenaikan hormon T3 dan atau T4. Demikian pula pemeriksaan TSH darah sangat penting dan biasanya ditemukan kadar TSH yang rendah, kecuali bila penyebab hipertiroid adalah karena tumor di hipofisis yang banyak memproduksi TSH.
Pada kasus tertentu, diperlukan pemeriksaan antibodi dan scan yodium radioaktif, untuk melihat penyakit dasar pada tiroidnya.

Pengobatan Hipertiroid
Pengobatan hipertiroid meliputi :
  • Mengobati gejala hipertiroid
  • Pemberian obat anti tiroid
  • Yodium radioaktif
  • Tindakan bedah.
Mengobati Gejala Hipertiroid
Biasanya diberi obat untuk menghilangkan gejala jantung yang berdetak sangat cepat, misalnya  Propanolol atau Atenolol.
Kadang diperlukan obat penenang dan tambahan vitamin.
Pemberian Obat Anti Tiroid
Obat yang dipakai untuk menurunkan T3 atau T4 adalah Propylthiouracil (PTU), Carbimazole (Neo-Mercazole), Thiamazole (Thyrozol), dan Methimazole.
Obat ini bekerja menghambat perubahan T4 menjadi T3 yang aktif. Pemakaian obat jangka panjang perlu diperiksa jumlah lekosit darah karena efek obat pada sumsum tulang.
Pengobatan sering perlu sampai lama, apabila sudah tercapai eutiroid atau normotiroid (kadar hormon sudah normal), pasien masih dianjurkan memeriksakan hormonnya secara berkala, karena sebagian bisa kambuh terutama pada penyakit Graves.

Yodium Radioaktif
Pengobatan radiasi ini memakai yodium 131 yang diminumkan dalam bentuk tablet atau cairan, bahan yodium ini diserap hanya oleh sel tiroid, bahan radioaktifnya merusak sel itu, sehingga produksi hormon yang berlebihan bisa dihentikan.
Pengobatan ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau menyusui.
Orang yang dengan sakit jantung berat, atau tidak tahan dengan obat anti tiroid, dianjurkan menjalani pengobatan ini.
Pasca pengobatan perlu penyesuaian selama beberapa minggu, sebagian orang mengalami hipotiroid yang permanen sehingga perlu minum obat hormon tiroid terus.
Pengaruh radiasi jangka panjang juga perlu dipikirkan.

Pembedahan biasanya mengambil sebagian kelenjar tiroid, tujuannya agar produksi hormon menjadi normal dan tidak lagi berlebihan. Akan tetapi bila pengambilan terlalu banyak, juga dapat timbul hipotiroid.

Komplikasi pembedahan adalah kerusakan jaringan sekitarnya, misalnya saraf untuk pita suara, kelenjar paratiroid yang mengatur kalsium darah. Bila terambil sebagian paratiroid menyebabkan kalsium darah terlalu turun sehingga perlu minum pil kalsium.
Dengan adanya obat anti tiroid, tindakan bedah sudah tidak terlalu sering lagi. Pembedahan dilakukan terhadap orang yang tidak berhasil dengan obat oral, atau kelenjar yang sangat besar sehingga menekan jalan nafas dan mengganggu proses menelan.


HIPOTIROIDISME
          Pengambilan tiroidàkadar kalsium turun
          Hipokalsemia àhilang kemampuan mobilisasi kalsium oleh tulang, ginjal dan usus
          Ion kalsiun turun pada ekstraselàhiperiritabilitas neuromuskuleràtetani, kejang otot, kematian
          Transport kalsium usus turunà1,25-dihidroksikolekalsiferol tidak terbentuk krn PTH tidak ada

bos.fkip.uns.ac.id/pub/bse





PARATIROID

FS :
Memacu osteoclasts, memacu pergantian mineral dan pelepasan Ca2+ dari tulang.
Menghambat osteoblasts, menurunkan laju deposisi kalsium dalam tulang
Meningkatkan  reabsorpsion Ca2+ dalam ginjal, mengurangi pengeluaran lewat urin
Memacu pembentukan dan sekresi calcitriol dalam ginjal.
Fungsi calcitriol secara umum àkomplemen or meningkatkan kerja PTH, tetapi fungsi utamanya adalah meningkatkan absorpsi  Ca2+ and PO43– oleh saluran pencernaan
Sel C pada kelenjar tiroid
          Di dalam kelenjar tiroid terdapat populasi sel lain di samping sel-sel folikel, sel-sel tersebut berukuran lebih besar dari sel folikel dan terletak di antara sel-sel folikel dan membran basal à sel parafolikuler (sel C)
          Sel-sel ini menghasilkan Calcitonin yang berperan dalam mengatur konsentrasi Ca2+ dalam tubuh dengan cara menurunkan kadar Ca2+ dalam cairan tubuh melalui
        Penghambatan osteoclast àmenurunkan laju pelepasan Ca2+ dari tulang
        Memacu ekskresi Ca2+ melalui ginjal
          Calcitonin berperan sangat penting pada masa kanak-kanak untuk memmacu pertumbuhan dan deposisi Ca2+ ke dalam tulang
          Calcitonin juga berfungsi melindungi tulang dari kehilangan kalsium pada kondisi kelaparan dan pada ibu di akhir periode kehamilan


Regulasi hormonal pada kesetimbangan kalsium



1 ANATOMI
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya (Gbr. I.1). Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum.
2 SINTESIS DAN METABOLISME HORMON PARATIROID (PTH)
Hormon paratiroid (PTH) manusia adalah suatu polipeptida linear dengan berat molekul 9500 yang mengandung 84 residu asam amino (Gbr. I.3). Strukturnya sangat mirip dengan PTH sapi dan babi. PTH disintesis sebagai bagian dari suatu molekul yang lebih besar yang mengandung 115 residu asam amino (prapo-PTH). Setelah prapo-PTH masuk ke dalam retikulum endoplasma, maka leader sequence yang terdiri dari 25 residu asam amino dikeluarkan dari terminal N untuk membentuk polipeptida pro-PTH yang terdiri dari 90 asam amino. Enam residu asam amino lainnya juga dikeluarkan dari terminal N pro-PTH di apparatus Golgi, dan produk sekretorik utama chief cells adalah polipeptida PTH yang terdiri dari 84 asam amino.
Kadar normal PTH utuh dalam plasma adalah 10-55 pg/mL. Waktu paruh PTH kurang dari 20 menit, dan polipeptida yang disekresikan ini cepat diuraikan oleh sel-sel Kupffer di hati menjadi 2 polipeptida, sebuah fragmen terminal C yang tidak aktif secara biologis dengan berat molekul 2500.
3 EFEK HORMON PARATIROID
PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan memobilisasi Ca2+. Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat plasma, PTH meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh penurunan reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal. PTH juga meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya meningkat pada hiperparatiroidisme karena terjadi peningkatan jumlah yang difiltrasi yang melebihi efek reabsorpsi. PTH juga meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yang secara fisiologis aktif. Hormon ini meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini tampaknya disebabkan hanya akibat stimulasi pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol.
Efek hormon paratiroid terhadap konsentrasi kalsium dan fosfat dalam cairan ekstraselular
Naiknya konsentrasi kalsium terutama disebabkan oleh dua efek berikut ini: (1) efek hormon paratiroid yang menyebabkan terjadinya absorpsi kalsium dan fosfat dari tulang, dan (2) efek yang cepat dari hormon paratiroid dalam mengurangi ekskresi kalsium oleh ginjal. Sebaliknya berkurangnya konsentrasi fosfat disebabkan oleh efek yang sangat kuat dari hormon paratiroid terhadap ginjal dalam menyebabkan timbulnya ekskresi fosfat dari ginjal secara berlebihan, yang merupakan suatu efek yang cukup besar untuk mengatasi peningkatan absorpsi fosfat dri tulang.

Absorpsi Kalsium dan Fosfat dari tulang yang disebabkan oleh hormon paratiroid
Hormon paratiroid mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan absorpsi kalsium dan fosfat. Pertama merupakan suatu tahap cepat yang dimulai dalam waktu beberapa menit dan meningkat secara progresif dalam beberapa jam. Tahap ini diyakini disebabkan oleh aktivasi sel-sel tulang yang sudah ada (terutama osteosit) untuk meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat. Tahap yang kedua adalah tahap yang lebih lambat, dan membutuhkan waktu beberapa hari atau bahkan beberapa minggu untuk menjadi berkembang penuh; fase ini disebabkan oleh adanya proses proliferasi osteoklas, yang diikuti dengan sangat meningkatnya reabsorpsi osteoklastik pada tulang sendiri, jadi bukan hanya absorpsi garam fosfat kalsium dari tulang.

Fase cepat absorpsi kalsium dan fosfat (osteolisis) Bila disuntikan sejumlah besar hormon paratiroid, maka dalam waktu beberapa menit konsentrasi ion kalsium dalam darah akan meningkat, jauh sebelum setiap sel tulang yang baru dapat terbentuk. Hormon paratiroid dapat menyebabkan pemindahan garam-garam tulang dari dua tempat didalam tulang:
(1) dari matriks tulang disekitar osteosit yang terletak didalam tulangnya sendiri dan (2) disekitar osteoblas yang terletak disepanjang permukaan tulang. Pada membran sel osteoblas dan osteosit memiliki protein reseptor (Gbr I.4) untuk mengikat hormon paratiroid. Hormon paratiroid dapan mengaktifkan pompa kalsium dengan kuat, sehingga menyebabkan pemindahan garam-garam kalsium fosfat dengan cepat dari kristal tulang amorf yang terletak dekat dengan sel. Hormon paratiroid diyakini merangsang pompa ini dengan meningkatkan permeabilitas ion kalsium pada sisi cairan tulang dari membran osteositik, sehingga mempermudah difusi ion kalsium ke dalam membran sel cairan tulang. Selanjutnya pompa kalsium di sisi lain dari membran sel memindahkan ion kalsium yang tersisa tadi kedalam cairan ekstraselular.
Pengaturan sekresi paratiroid oleh konsentrasi ion kalsium
Bahkan penurunan konsentrasi ion kalsium yang paling sedikit pun dalm cairan ekstraselular akan menyebabkan kelenjar paratiroid meningkatkan kecepatan sekresinya dalam waktu beberapa menit; bila penurunak konsentrasi ion kalsium menetap, kelenjar paratiroid akan menjadi hipertrofi, sering lim kali atau lebih. Contohnya, kelenjar paratiroid akan menjadi sangat besar pada Rikets, dimana kadar kalsium biasanya hanya tertekan sedikit; juga, kelenjar akan menjadi sangat besar saat hamil, walaupun penurunan konsentrasi ion kalsium pada cairan ekstraselular ibu sangat sulit diukur; dan kelenjar sangat membesar selama laktasi karena kalsium digunakan untuk pembentukan air susu ibu. Sebaliknya, setiap keadaan yang meningkatkan konsentrasi ion kalsium diatas nilai normal akan menyebabkan berkurangnya aktivitas dan ukuran kelenjar paratiroid. Beberapa keadaan tersebut meliputi: (1) jumlah kalsium yang berlebihan dalam diet, (2) meningkatnya vitamin D dalam diet, dan (3) absorpsi tulang yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda dengan hormon paratiroid (contohnya absorpsi tulang yang disebabkan oleh tidak digunakannya tulang itu).
Kontrol dari hormon Paratiroid
Sekresi dari hormon paratiroid tergantung dari suatu negative feed-back mechanism yang diatur oleh kadar ion kalsium dalam plasma. Juga ada hormon lain yang ikut mengatur kadar kalsium dalam serum yaitu calcitonin atau thyrocalcitonin. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar tiroid.
Beberapa observasi menunjukan bahwa ada hubungan antara paratiroid dengan kelenjar-kelenjar endokrin lain. Umpamanya pernah didapat hiperplasia kelenjar paratiroid pada akromegali, sindrom Cushing, dan penyakit Addison. Hipofisektomi (pada binatang) menyebabkan involutiodari kelenjar-kelenjar paratiroid, sedangkan pemberian hormon pertumbuhan (GH), adrenokortikotropin (ACTH), ekstrak lobus anterior hipofisis dan steroid-steroid adrenal mengakibatkan hiperplasia dari kelenjar-kelenjar paratiroid. Tetapi mungkin pula bahwa perubahan kelenjar-kelenjar paratiroid adalah sekunder akibat perubahan kadar fosfat dalam serum yang disebabkan oleh hormon-hormon tersebut.
Hiperplasia dari kelenjar-kelenjar paratiroid terdapat dalam keadaan-keadaan dimana ada tendens dari ion kalsium untuk menurun, umpamanya pada penyakit Rachitis (atau Osteomalacia), kehamilan, hilangnya kalsium dalam darah dan insufisiensi ginjal yang disertai retensi fosfor.
HIPOPARATIROIDISME
1.ETIOLOGI

Jarang sekali terjadi hipoparatiroidisme primer, dan jika ada biasanya terdapat pada anak-anak dibawah umur 16 tahun. Ada tiga kategori dari hipoparatiroidisme:
1) Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:
o Post operasi pengangkatan kelenjar partiroid dan total tiroidektomi.
o Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat kongenital atau didapat (acquired).
2) Hipomagnesemia.
3) Sekresi hormon paratiroid yang tidak aktif.
4) Resistensi terhadap hormon paratiroid (pseudohipoparatiroidisme)



2. PATOFISIOLOGI

Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat, yakni kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa sampai 9,5-12,5 mgr%).
Pada yang post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon paratiroid karena pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. Operasi yang pertama adalah untuk mengatasi keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar paratiroid. Tujuannya adalah untuk mengatasi sekresi hormon paratiroid yang berlebihan, tetapi biasanya terlalu banyak jaringan yang diangkat. Operasi kedua berhubungan dengan operasi total tiroidektomi. Hal ini disebabkan karena letak anatomi kelenjar tiroid dan paratiroid yang dekat (diperdarahi oleh pembuluh darah yang sama) sehingga kelenjar paratiroid dapat terkena sayatan atau terangkat. Hal ini sangat jarang dan biasanya kurang dari 1 % pada operasi tiroid. Pada banyak pasien tidak adekuatnya produksi sekresi hormon paratiroid bersifat sementara sesudah operasi kelenjar tiroid atau kelenjar paratiroid, jadi diagnosis tidak dapat dibuat segera sesudah operasi.
Pada pseudohipoparatiroidisme timbul gejala dan tanda hipoparatiroidisme tetapi kadar PTH dalam darah normal atau meningkat. Karena jaringan tidak berespons terhadap hormon, maka penyakit ini adalah penyakit reseptor. Terdapat dua bentuk: (1) pada bentuk yang lebih sering, terjadi pengurangan congenital aktivitas Gs sebesar 50 %, dan PTH tidak dapat meningkatkan secara normal konsentrasi AMP siklik, (2) pada bentuk yang lebih jarang, respons AMP siklik normal tetapi efek fosfaturik hormon terganggu.

HIPERPARATIROIDISME
PATOFISIOLOGI
Pada heperparatiroidisme, kelebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia yang langsung bisa menimbulkan efek pada reseptor di tulang, traktus intestinal, dan ginjal. Secara fisiologis sekresi PTH dihambat dengan tingginya ion kalsium serum. Mekanisme ini tidak aktif pada keadaan adenoma, atau hiperplasia kelenjar, dimana hipersekresi PTH berlangsung bersamaan dengan hiperkalsemia. Resorpsi kalsium dari tulang dan peningkatan absorpsi dari usus merupakan efek langsung dari peningkatan PTH.
Dalam non hiperparatiroid hiperkalsemia, tidak ada kompensasi ginjal dan traktus intestinal pada kalsium yang normal. Mekanisme ini tidak berlaku pada saat peningkatan PTH bersamaan dengan hiperkalsemia. Pada saat kadar kalsium serum mendekati 12 mg/dL, tubular ginjal mereabsorpsi kalsium secara berlebihan sehingga terjadi keadaan hiperkalsiuria. Hal ini dapat meningkatkan insidens nefrolithiasis, yang mana dapt menimbulkan penurunan kreanini klearens dan gagal ginjal. Peningkatan kadar kalsium ekstraselular dapat mengendap pada jaringan halus. Rasa sakit timbul akibat kalsifikasi berbentuk nodul pada kulit, jaringan subkutis, tendon (kalsifikasi tendonitis), dan kartilago (khondrokalsinosis).
Vitamin D memainkan peranan penting dalam metabolisme kalsium sebab dibutuhkan oleh PTH untuk bekerja di target organ. Kadar vitamin D dalam tubuh dapat berkurang pada keadaan hiperparatiroid, yang mungkin mengurangi kadar kalsium dalam sirkulasi. Metabolisme vitamin D dapat menjadi gangguan pada gagal ginjal kronik, yang mana menghambat absorpsi kalsium dari traktus gastrointestinal. Penipisan kadar kalsium yang progressive dari tulang oleh PTH dan penurunan absorpsi gastrointestinal dari usus mengarah ke osteomalasia dan osteitis fibrosa cystica tahap lanjut ( sangat jarang dijumpai sekarang).
Peranan fosfat serum juga sangt penting. Reabsorpsi tubular ginjal untuk fosfat berkurang karena PTH, awal untuk hiperfosfaturia dan penurunan kadar fosfat serum. Hipofosfatemia sebenarnya dapat memperburuk hiperkalsemia dengan meningkatkan sekresi bentuk aktif vitamin D di ginjal.


Ganong. F. William; Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, alih bahasa: dr. M. Djauhari. W, et al. Editor: dr. M  .Djauhari.W, Ed 17, Penerbit EGC, Jakarta 1999.

Guyton A. C, Hall J.E; Textbook Of Medical Physiology, Ed 9. W.B.Saunders Company, Philadelphia, Pennslyvania 1996.
Lawrence M. T. Jr, Stephen J. McP, Maxine A. P; Current Medical Diagnosis And Treatment, McGraw-Hill Companies Inc. 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar