Jumat, 11 Februari 2011

BLOK 7 LBM 4

BLOK 7 LBM 4

oleh Panji Pratikno pada 18 Mei 2010 jam 22:55
LAPORAN SGD 2
STEP 1

- TAMBALAN : terbuat dari berbagai bahan yang dimasukkan kedalam gigi atau sekitarnya.
Bahan yang digunakan untuk menutupi jaringan yang rusak
Perbaikan suatu jaringan denganc ara menambahkan suatu bahan .

- LOGAM : digunakan untuk restorasi gigi seperti emas perak dan timah.
Merupakan suatu bahan hasil tambang

- LOGAM COR : logam yang digunakan untuk mengecor tambalan

STEP 2
PEMBUATAN TAMBALAN DENGAN LOGAM COR


STEP 3
1. Bahan tambal logam
a. Definisi
Bahan yang digunakan untuk menutupi jaringan yang rusak
b. Fungsi
Sebagai bahan restorasi ,perawatan ortodontik dan prostodontik.
c. Kasifikasi , Jenis dan fungsi
i. Logam murni
Emas :
Titanium :
ii. Logam cor
Alloy emas : digunakan untuk crown, inlay, onlay, dan jembatan
Alloy logam : digunakan sebagai jembatan atau rangka gigi palsu
Amalgam :digunakan pada daerah gigi yang mengalami abrasi kuat.
Logam berlapis porselein digunakan untuk membuat crown atau jembatan

d. Manipulasi alloy
i. Logam dipanaskan
ii. Setelah Cair dimasukkandalam cetakan
iii. Cetakan dari pasir
iv. Setelah memenuhi cetakan
v. Jika sudah padat, diambil cetakannya
vi. Hasil cetakan diambil untuk proses sekunder
e. Syarat
Kuat
Tidak mudah patah dan terabrasi
Mampu beradaptasi dengan jaringan oral
Tidak beracun
Anti karat
f. Sifat
Anti karies
Warna perak atau emas
Untuk alloy selain emas memunculkan alergi

g. Kekurangan dan kelebihan
Kekurangan
o Tidak estetik karna warnanya yang kontras dengan gigi
o Muncul rasa sensitive terhadap panas dan dingin
o Menimbulkan reaksi alergi
o Reaksi toksisitas , contohnya kalau amalgam ada kandungn mercury.
Kelebihan
o Lebih kuat
o Tahan karat
o Mudah dimanipulasi (amalgam)
o Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi
h. Komposisi

2. Bahan tambal logam cor
a. Definisi
logam yang terbentuk dari lebih dari 1 macam jenis logam
b. Fungsi
Untuk penambalan gigi (biasanya untuk gigi posterior)
c. Jenis, fungsi & Komposisi
i. Alloy emas
digunakan untuk crown, inlay, onlay, dan jembatan
emas, tembaga,
ii. Alloy logam
digunakan sebagai jembatan atau rangka gigi palsu
perak,
iii. Amalgam
digunakan pada daerah gigi yang mengalami abrasi kuat
: air raksa, perak, timah, seng, tembaga
Campuran liquid dengan powder
Liquid : logam mercury,
Powder : logam paduan , perak timah dll.
40% mercury
60% powder 25 – 27 timah, 6 % tembaga , 2 % seng , 67 -70 % perak
Klasifikasi amalgam :
1. Konvensional
Komposisi perak minimal 65%
Timah max 29%
Tembaga 6%
Seng max 2%
Air raksa max 3%
2. Modern
Perak 40 – 60 %
Timah 27 – 30 %
Tembaga 13 – 30 %
d. Kelebihan dan kekurangan LI
e. Sifat
Kuat
Penghantar panas yang baik
Selain alloy emas, yang lain menimbulkan alergi
Tahan karat
Anti karies
Tahan abrasi

f. Syarat
Terdiri dari unsure logam murni (emas , palatinum, palladium, rubuisium, titanium, perak, timah putih, )
Tahan karat
Tidak toksik dan tidak iritan
Tahan abrasi

g. Manipulasi LI

STEP 7
1. Bahan Tambal Logam
a. Definisi
Definisi dari logam yang diambil dari buku Phillips adalah substansi kimia opak mengkilap yang merupakan penghantar panas atau listrik yang baik serta bila dipoles merupakan pemantul atau reflector sinar yang baik
Logam adalah elektro positif yang menghasilkan elektropositif menghasilkan ion positif dalam larutan.
Simpulan : merupakan substansi kimia yang mengkilap merupakan konduktor penghantar panas dan listrik yang baik. Serta menghasilkan ion positif.
b. Fungsi
Untuk membuat inlay , onlay, mahkota, jembatan konvesional yang seluruhnya terdiri atas logam, jembatan logam keramik, jembatan logam resin.
c. Klasifikasi, Jenis, Fungsi
Terbagi menjadi 2 :
Logam murni : contoh, Au, Cu, Co, Ag, dan lain2…
Logam campur : Terdiri dari campuran logam – logam maupun logam – non logam
d. Manipulasi
Pembentukan logam :
• Casting (pengecoran)
• Cold working (pekerjaan dingin, ditempa, ditarik, atau digulung)
• Powder metalurgi (dari serbuk logam ditekan dalam tekanan yang tinggi)
• Elektroforming
e. Syarat
• Biokompatibilitas
• Secara kimia , tahan terhadap korosi dan suasana dalam saliva
• Secara fisik konduktivitas thermal dan kuat
• Pengetahuan teknik dan pembuatan dentalnya harus dimiliki dokter gigi dan teknisi gigi.
• Bahan bahannya tersedia dalam jumlah besar dan mudah didapat.
• Tidak berpontensi sebagai bahan karsinogenik (kanker)
• Terdapat kandungan logam mulia
• Tahan terhadap coral
• Sebagai penghantar suhu yang baik, dan memberikan penampilan natural pada gigi.
• Berkekuatan tinggi dan tahan terhadap tekanan.
f. Sifat
• Kecocokan biologis
• Mudah dicairkan,dicor, dan dipoles
• Tidak korosi
• Mengalami sedikit penyusutan ketika memadat
• Lebih lentur dan dapat ditempa (malleable) dari pada non logam yang umumnya lebih rapuh
• Mempunyai ketahanan abrasi yang baik, bereaksi minimal terhadap bahan mould.
• Tahan terhadap tekanan
• Sifatnya mengkilat dan merupakan penghantar panas dan listrik yang baik.
• Bergantung pada perlakuan termis, perlakuan mekanik, serta komposisi. Dan fusi nya (harus seimbang)

g. Kekurangan dan Kelebihan
Logam mulia kelebihannya tahan karat tahan korosi tanpa harus dicampur dengan campuran lain.
Kelebihannya lebih kuat dengan bahan tambal yang lain.
Kekurangannya tidak estetik dan cenderung mahal.

2. Bahan Tambal Logam Cor
a. Definisi
Logam campuran yang manipulasi nya melalui pengecoran.
b. Fungsi
Sebagai penggunaan dental restorasi (inlay, onlay , dan crown)
c. Klasifikasi, jenis & Komposisi
Jenisnya ada 5 :
i. Dental amalgam untuk tambal gigi, campuran dari perak, timah, tembaga, seng (masing2 perak 68.5%, timah putih 25,50%, emas 5%, seng 1%)
ii. Alloy emas untuk inlay, onlay, crown,jembatan, landasan gigii tiruan sebagai tuangan, digunakan dalam bentuk kawat.
Komposisi : campuran emas dengan logam yang lain seperti temabag, perak, platinum dan seng
iii. Alloy cobalrt – chromium, alloy silver-paladium, alloy alumunium – bronze, fungsi : digunakan untuk landasan giigi tiruan. Komposisi : cobalt, chromium, silver, palladium, alumunium, bronze
iv. Staniless steel . Fungsi : sebagai landasan gigi tiruan, digunakan dalam bentuk kawat. Komposisi : stainless steel
v. Alloy nickel – chromium , nickel – titanium. Fungsi : digunakan dalam bentuk kwat. Komposisi : nickel, kromium, titanium.
Spesifikasi ADA No. 5 alloy diklasifikasikan menjadi 4 tipe :
a. Tipe I : Soft, untuk restorasi dengan subjek stress yang rendah : inlay
b. Tipe II : Medium , untuk restorasi dengan subjek stress moderate : inlay dan onlay
c. Tipe III : Hard, untuk restorasi dengan subjek stress tinggi : Crown, thick veneer crown, short span fixed partial denture.
d. Tipe IV : Extra hard, untuk restorasi dengan subjek stress yang sangat tinggi : thick – veneer crown, long – span fixed partial denture, removeable partial denture.
Klasifikasi menurut Nobilitas (ADA/ANSI)
a. High Noble (Au > 40%, noble 60%)
Au – Pt alloy : Untuk Full Casting, Porcelain Fuse to Metal
Au – Cu – Ag alloy : Full casting
b. Noble ( Noble > 25 %)
Ag – Au – Cu alloy : Full Casting
Pd – Cu alloy : full casting, PFM
Ag – Pd alloy : full casting, PFM
c. Based Metal alloy ( Noble < 25 %)
Ni – based alloy : full casting, PFM, wrought, partial denture
Co – based alloy : sda
Ti – based alloy : sda + implant
Noble metal terdiri dari : Rhutenium (Ru), Rhodium (Rh), Palladium (Pd), Osmium (Os), Indium (In), Platinum (Pt), Aurum (Au)
d. Sifat
• Penumpatan rendah
• Korosi
• Perbuhana dimensional, perubahan yang akibat kontraksi dan ekspansi dalam setting.
• Mudah untuk dicairkan, dicor, dilas atau disolder dan mold, mempunyai ketahanan abrasi yang baik.
• Tahan terhadap tekanan
• Tahan terhadap karat dan korosi
• Biokompabilitas
• Density tinggi dan fluiditas yang baik saat mencair
• Biaya tidak mahal maupun biaya harga bahan dan laborat.
• Thermal expansion (semakin perubahan dimensi, semakin tinggi perubahan suhu)
• Kekuatan nya tinggi, sulit pecah.
• Konduktivitas tinggi

e. Syarat
• Tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak
• Tidak mengandung bahan toksik yang bisa berdifusi terlepas dan diabsorbsi dalam sisitem sirkulasi.
• Bebas dari agen yang menyebabkan reaksi alergi
• Tidak berpotensi sebagai bahan karsinogenik
• Titik cairnya tinggi, tahan terhadap korosi
• Sebagai klamer atau cengkram
• Modulus elastic tinggi
• Pertahanan terhadap abrasi baik
• Mudah disolder dan dipoles
• Tahan terhadap suhu panas dan dingin

f. Manipulasi
CASTING :
i. Waxing (Membuat model/ pattern dari malam KG)
ii. Spruing (Membentuk kanal untuk lewat cairan metal)
iii. Investing (Penanaman sprue pada basis sprue)
iv. Burn Out (Eliminasi wax dengan panas)
v. Casting (Mengisi mould dengan cairan logam)
vi. Pickling (Membersihkan kotoran oksida yang melekat dengan merendam dalam asam sulfat panas selama 5 -10 detik)
vii. Finishing & Polishing

Prosedur dari soldering adalah sebagai berikut :
1. Dengan pensil yang lembut, lingkari daerah kontak untuk member batas penyolderan pada waktu bahan ini bersatu dan mengalir.Bhahan solder yang meleleh harus berada pada batas yang digambar tadi.
2. Pada daerah kontak diberi lapisan tipis dari pasta fluks untuk solder.
3. Solder dilapisi dengan fluks dan ditempatkan pada daerah kontak, dan tuangan dipatrikan dengan self locking soldering tweezer.
4. Tweezer menjepit tuangan agar dapat memfokuskan panas pada tuangan tanpa keluar dari tweezer.
5. Tuangan ditempatkan pada bagian yang terpanas dari api Bunsen.
6. Tuangan akan cepat panas dan menjadi berwarna merah, solder akan meleleh serta mengalir kedaerah kontak.
7. Segera setelah solder mengalir, tuangan dijauhkan dari api.
8. Kemudian tuangan direndam dalam larutan pickling
9. Alhamdulillah selese juga.

g. Kekurangan dan Kelebihan
Kekurangan : dari warna , mengalami korosi dan galvanic action,tidak membantu menguatkan sisa jaringan digigi. Terdapat kebocoran ditepi tepi tambalan
Kelebihan : tidak terlalu sensitive, mampumem[pertahankan bentuk anatomis, memiliki resistensi terhadap fraktur, dapat digunakan dalam daerah yang menerima beban, umur panjang atau bertahan lama. Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi

CONCEPT MAPPING

BAHAN TAMBAL

LOGAM NON LOGAM

MURNI CAMPURAN

KLASIFIKASI JENIS FUNGSI KOMPOSISI SYARAT

MANIPULASI

PENGECORAN PENYOLDERAN






DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J.2003. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi10. AAAA Jakarta :EGC
Baum, Phillips dan Lund.1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi Edisi 3. Jakarta : AAAAAEGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar